Agrowisata melon di Aceh. (Foto: iNews/Taufan Mustafa)

BANDA ACEH, iNews.id Agrowisata kebun melon mulai menarik perhatian masyarakat Aceh di masa pandemi Covid-19. Di kebun tersebut warga bisa menikmati sepuasnya rasa buah melon segar yang dipetik sendiri. 

Salah satu agrowisata melon yang kini ramai dikunjungi yakni milik Syarifuddin (55). Sebelum banting stir menjadi pengusaha agrowisata, dia merupakan kontraktor

Dia membuka agrowisata melon seluas lima hektare di Desa Lamanyang, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Sebanyak 20 orang pekerja dipekerjakan untuk turut membantu merawat tanaman melon. 

Syarifuddinn mengaku, pada dasarnya, dia memiliki disiplin ilmu di bidang pertanian. Tapi justru selama ini dia bekerja sebagai kontraktor. 

Namun sejak pandemi Covid-19, usaha kontraktor mulai sepi. Sehingga dia mulai fokus di bidang pertanian untuk budidaya melon.

“Proses budidaya melon ditanam secara berkala setiap satu hektar lahan. Sehingga panennya pun bisa berkala dari setiap satu hektar. Panen buah melonnya dibuat berkelanjutan,” katanya. 

Hasil panen melon tidak dijual ke pasar malainkan langsung di kebunnya. Bagi warga yang ingin membeli melon, bisa langsung ke kebun Syarifuddin. 

Warga pun bebas memetik sendiri melon sesuai selera. Selanjutnya ditimbang dan bisa dibawa pulang. 

Saat ini keuntungan dari usaha agrowisatanya mencapai Rp25 juta per bulan. Bagi warga yang berkunjung juga diberikan ilmu berkebun melon secara hidrophonik. 

“Sehinga selain berwisata warga juga bisa belajar,” katanya.

Salah satu pengunjung, Tasya Winanda mengaku sangat tertarik dengan wisata kebun yang baru kali ini ada di Aceh. Dia mengaku dapat menikmati rasa buah melon segar yang dipetik sendiri.

“Saya sehingga berniat akan kembali lagi. Saya tertarik dengan wisata kebun yang baru pertama kali ini,” katanya. 

Setiap 15 hari sekali, buah melonnya bisa dipanen setiap satu hektar lahan. Sekali panen, jumlahnya bisa mencapai 20 ton sekali panen. 

Warga yang ingin merasakan buah melon segar bisa langsung ke kebun milik Syarifuddin. Per kilogramnya, dihargai Rp10.000. 


Editor : Umaya Khusniah

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network