Ilustrasi banjir. (Foto: Okezone)

BANDA ACEH, iNews.id – Banjir kembali menerjang 12 desa atau gampong di empat kecamatan di wilayah Aceh Jaya, Selasa (6/11/2018) malam. Banjir kali ini diakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda kawasan tersebut sejak sore kemarin.

"Hujan yang mengguyur Aceh Jaya sejak sore telah menyebabkan sebagian wilayah di empat kecamatan tergenang air sejak pukul 16.00 WIB," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Rabu (7/11/2018).

Dia menyebut, ketinggian air hujan yang menggenangi 12 gampong ini dilaporkan berkisar 20 hingga mencapai 150 sentimeter. Akibatnya, sejumlah korban terdampak banjir terpaksa mengungsi ke rumah penduduk terdekat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebut, sedikitnya 1.272 keluarga dengan 3.901 jiwa menjadi korban banjir. Kondisi terparah melanda 961 keluarga dengan 3.085 jiwa yang tinggal di delapan gampong di Kecamatan Darul Hikmah.

“Di Kecamatan Krueng Sabee, terdapat dua gampong total korban banjir 210 keluarga atau 537 jiwa, Kecamatan Sampoiniet satu gampong 92 keluarga dengan 247 jiwa, dan Kecamatan Setia Bakti delapan keluarga atau 32 jiwa,” ucap Dadek.

Sebelumnya banjir setinggi paha orang dewasa melanda tiga gampong di Kecamatan Teunom, Aceh Jaya, Jumat (2/11/2018) malam lalu. Banjir disebabkan pecahnya tanggul Sungai Teunom akibat tingginya curah hujan m.

"Banjir kali ini, juga merendam total 29 warung di tiga gampong. Terdiri dari 20 unit di Suak Bekuah, dan enam unit di Babah Dua, Darul Hikmah, dan terakhir tiga unit di Curek, Krueng Sabee. Di Gampong Curek ini, ada badan jalan rusak sepanjang 250 meter akibat banjir," katanya.

"Hingga tengah malam ini, hujan masih terus berlangsung, dan banjir masih menggenangi rumah warga. BPBD Aceh Jaya masih terus memantau ketinggian debit air, daerah rawan banjir, dan mendata korban terdampak banjir di tiap kecamatan," ucap Dadek.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh, telah mengingatkan masyarakat yang tinggal di provinsi paling Barat di Indonesia ini untuk mewaspadai banjir, dan tanah longsor.

"Masa peralihan telah kita lalui di September. Oktober ini, kita berada di musin hujan. Tetapi bukan puncak musim hujan," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Aceh, Zakaria Ahmad.


Editor : Himas Puspito Putra

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network