BANDA ACEH, iNews.id – Seekor harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) yang sebelumnya sempat dirawat di Barumun Sanctuary kembali dilepasliarkan ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Pelepasliaran dilakukan setelah kondisi fisik dan kesehatan harimau ini dinyatakan pulih.
"Pelepasliaran harimau tersebut setelah tim medis menyatakan satwa dilindungi itu sehat. Pelepasliaran untuk mengembalikan harimau sumatera tersebut ke habitat," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto, Sabtu (13/3/2021).
Dia menceriktakan, awalnya harimau tersebut masuk perangkap BKSDA Aceh di Desa Pangkalan Sulampi, Kecamatan Suro Makmur, Kabupaten Aceh Singkil, 13 Desember 2020. Pemasangan perangkap tersebut sebagai upaya penyelamatan.
“Harimau sumatera jantan yang diperkirakan berusia antara empat hingga lima tahun itu berada dalam wilayah risiko tinggi,” katanya.
Setelah masuk perangkap, harimau tersebut dievakuasi dan dititipkan Barumun Sanctuary yang berada di Padang Lawas Utara, Sumatera Utara. Penitipan dilakukan untuk perawatan dan kenyamanan harimau sumatera tersebut.
Berdasarkan daftar kelangkaan satwa dikeluarkan lembaga konservasi dunia International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), satwa yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera ini berstatus spesies terancam kritis, berisiko tinggi untuk punah di alam liar. Maka dari itu, BKSDA Aceh mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian khususnya harimau sumatera.
Caranya dengan tidak merusak hutan yang merupakan habitat berbagai jenis satwa. Tidak menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup ataupun mati.
Kemudian, tidak memasang jerat, racun, pagar listrik tegangan tinggi yang dapat menyebabkan kematian satwa liar dilindungi. Semua perbuatan ilegal tersebut dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan.
Di samping itu, aktivitas ilegal lainnya juga dapat menyebabkan konflik satwa liar khususnya harimau sumatera dengan manusia. Konflik ini berakibat kerugian secara ekonomi hingga korban jiwa, baik manusia maupun keberlangsungan hidup satwa liar tersebut.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada masyarakat, para pihak terkait lainnya serta mitra yang mendukung penyelamatan dan pelepasliaran harimau tersebut. Dukungan ini merupakan upaya pelestarian satwa dilindungi di Provinsi Aceh," kata Agus Arianto.
Editor : Umaya Khusniah
Artikel Terkait