BANDA ACEH, iNews.id - Eks kombatan GAM, Azizah Adek (35) sukses menjalankan bisnis kuliner. Dia membuka restoran Dapur Asik Ummi di Banda Aceh dan memiliki 21 karyawan.
Azizah dulu dikenal sebagai pejuang perempuan (inong balee) GAM. Dia bergabung menjadi anggota GAM pada usia 13 tahun dan dilatih anggota GAM jebolan Libya di pegunungan Jiem Jiem, Pidie Jaya.
Untuk mengasah keterampilan memasak, Azizah belajar selama 15 tahun dari nenek pada era konflik hingga damai. Dia membuat masakan khas seperti kuah beulangong, ayam goreng, udang windu goreng, sie reuboh hingga tiram.
Bahkan Azizah bisa membuat nasi goreng dan menu unggulan mie sop sengkel dan makanan yang dinamakan lontong konflik legendaris. Menu-menu tersebut tersedia di Dapur Asik Ummi yang bisa dipesan secara daring.
Keseriuasan Azizah untuk memulai bisnis kuliner dimulai pada 2017 ketika mengetahui makanan bisa dijual secara daring melalui media sosial (medsos). Dia mencoba untuk memposting makanan-makanan khas Aceh dan menerima banyak pesanan.
"Maka waktu itu muncul ide saya untuk menjual makanan melalui media sosial. Saya lihat minat orang untuk media sosial luar biasa, tapi saya tidak ingin hanya jadi penonton. Saya harus menjadi bagian dari orang yang juga menjual hasil produk makanan saya," ujarnya.
Sejak itu dia bertekad untuk menggeluti bisnis kuliner hingga berhasil membangun restoran di Banda Aceh. Azizah rela meninggalkan posisi di organisasi dan politik demi menekuni bisnis tersebut.
Azizah melepas jabatan bendahara di Partai Aceh. Dia juga menanggalkan posisi Panglima Inong Balee bahkan melepas pekerjaan sebagai staf di kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh.
Azizah mengaku fokus mengasah keterampilan memasaknya setelah situasi Aceh damai. Bahkan dia sempat menjadi koki bagi banyak eks pentolan GAM.
Deklarator GAM sekaligus Wali Nanggroe Aceh Tgk Tengku Hasan Muhammad di Tiro, merasakan servis kuliner dari Azizah. Begitu pula beberapa tokoh GAM lainnya.
Sebelum dilanda pandemi Covid-19, restoran milik Azizah memiliki omzet sehari mencapai Rp25 juta hingga Rp40 juta. Pada masa pandemi restoran hanya menghasilkan Rp17 juta per hari namun dia tetap mensyukuri kondisi ini.
Azizah berpesan kepada teman-teman di Inong Balee GAM yang pernah berjuang bersama dahulu untuk memanfaatkan potensi dalam diri guna memperbaiki ekonomi. Dia meyakini sekarang ini setiap orang harus merdeka dari ekonomi melalui potensi diri.
"Saya ingin rekan-rekan saya, pasukan Inong Balee yang dulu berperang, harus sukses dalam usaha. Lakukan apa yang menjadi keahliannya. Kita harus merdeka dalam ekonomi," ujarnya.
Editor : Erwin C Sihombing
Artikel Terkait