BANDA ACEH, iNews.id – Sebanyak 18 paspor kru kapal pesiar asing berbendera Kepulauan Cayman dengan nama La Datcha ditahan petugas Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh. Penahanan dilakukan karena mereka masuk wilayah Indonesia tanpa izin atau ilegal.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh, Heni Yuwono mengatakan, penahanan paspor tersebut guna penyelidikan lebih lanjut. Dalam pemeriksaan awal, 18 kru kapal La Datcha tidak memiliki izin keimigrasian.
“Mereka masuk ke wilayah Indonesia tanpa pemeriksaan imigrasi. Selain itu, mereka juga tidak menyertakan surat bebas Covid-19," kata Heni Yuwono, Senin (8/2/2021).
Didampingi Kepala Divisi Imigrasi Kantor Wilayah Kemenkumham Aceh, Sjachril dan Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh, Telmaizul Syatri, Heni Yuwono mengatakan saat ini kru kapal tersebut belum bisa diperiksa. Hal ini karena mereka harus menjalani uji usap terlebih dulu untuk memastikan bebas Covid-19. Kru dan kapal saat ini dalam penjagaan ketat TNI AL.
Sebelumnya, kapal pesiar asing tersebut berlabuh di perairan Pulau Rusa, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar. Kemudian ditarik ke perairan Ujung Pancu, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, atau tiga mil laut dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh.
"Paspor kru kapal pesiar tersebut terdiri atas sembilan warga Inggris, empat warga Belanda, serta warga negara Spanyol, Filipina, Jerman, Kanada, dan Belarusia, masing-masing satu orang. Kapten kapal merupakan warga Jerman," kata Heni Yuwono.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh itu menyebutkan jika dari penyelidikan nanti ditemukan ada bukti pelanggaran, maka dijerat dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Ancaman hukuman pelanggaran undang-undang keimigrasian tersebut paling lama satu tahun penjara dan atau denda paling banyak Rp100 juta.
Sementara Kepala Divisi Imigrasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh, Sjachril mengatakan, kapal pesiar tersebut berada di perairan Pulau Rusa, Aceh Besar sejak Jumat (5/2/2021). Keberadaan kapal pesiar tersebut dari rangkaian informasi intelijen.
“Dari informasi awal, kapal berangkat dari Maladewa pada 29 Januari 2021 tujuan Singapura," kata Sjachril.
Selain masuk tanpa pemeriksaan imigrasi, kapal pesiar tersebut juga tidak menyalakan sinyal posisi. Mereka juga tidak mengibarkan bendera merah putih saat masuk wilayah Republik Indonesia.
"Pengungkapan kapal asing ini merupakan kerja sama Kementerian Hukum dan HAM Aceh, TNI AL, Polda Aceh, Bea Cukai Aceh, serta pihak terkait lainnya," kata Sjachril.
Editor : Umaya Khusniah
Artikel Terkait