Prasasti tempat karantina jemaah haji pertama di Indonesia yang berada di Pulau Rubiah, Sabang, Aceh. (Foto: Dok/Kemenag)

SABANG, iNews.id - Pulau Rubiah yang terletak di Sabang, Aceh menjadi saksi bisu perjalanan haji tertua di Indonesia. Situs sejarah ini merupakan debarkasi (tempat mendaratnya) jemaah haji Indonesia sepulang dari Tanah Suci Mekkah di masa kolonial Belanda.

Disitat dari laman aceh.kemenag, situs sejarah perjalanan haji tertua di Indonesia tersebut dapat ditempuh dengan menggunakan boat penyeberangan dari Dermaga Teupin Layeu Iboih. Perjalanan ke lokasi itu memakan waktu sekitar tiga menit dan merapat langsung ke Dermaga Pulau Rubiah. 

Tiba di Pulau Rubiah pengunjung dapat langsung menuju lokasi Karantina Haji Pertama di Indonesia dengan menempuh jalan setapak yang mendaki. Jaraknya sekitar 200 meter dari lokasi boat ditambatkan.

Bangunan peninggalan sejarah ini kini tidak terawat bahkan 50 persen bangunan Karantina Haji Pertama di Indonesia ini sudah rata dengan tanah.

Kasi Haji dan Umrah Kemenag Sabang, Murdani mengatakan, bangunan Karantina Haji Pertama di Indonesia ini salah satunya terdapat di Pulau Rubiah Sabang. 

“Karantina haji ini dibangun oleh penjajah Belanda sekitar tahun 1920 untuk mendukung proses keberangkatan jemaah calon haji dari embarkasi Sabang yang masih menggunakan kapal laut." ujarnya.

Dia menjelaskan, Pulau Rubiah sebenarnya hanya lokasi Karantina Haji di masa itu. Setelah jemaah haji tiba kembali di Tanah Air, mereka dikarantina kan sementara waktu sekitar 40 hari. “Setelah dianggap sehat barulah mereka dipulangkan kembali ke kampung masing-masing," ucap Murdani.

Dia menerangkan, tujuan karantina ini untuk mencegah penularan penyakit berbahaya yang mungkin saja dibawa oleh jemaah yang baru pulang dari menunaikan ibadah haji. 

Lamanya waktu karantina dikarenakan pada masa itu belum ditemukan vaksin untuk mencegah terjangkitnya kuman pembawa penyakit menular seperti sekarang.

“Proses perjalanan jemaah calon haji dimasa itu dimulai dari embarkasi yang berlokasi di Gampong Kuta Timu. Masyarakat Sabang menyebutnya dengan Kampoeng Haji," katanya.

Nama tersebut lebih populer di masyarakat hingga kini.  Karena jemaah calon haji yang akan berangkat ke Tanah Suci Mekkah dengan menumpang kapal laut diinapkan terlebih dulu dilokasi ini. 

“Setelah selesai diproses sesuai aturan di masa itu barulah jemaah berlayar menggunakan kapal laut. Sepulang dari Mekkah mereka dikarantina beberapa waktu di Karantina Haji Pulau Rubiah Sabang.

Sejarah menyebutkan, lanjut Murdani, setelah penjajah Jepang berhasil merebut Indonesia dari pihak Belanda, kemudian Jepang menjadikan situs karantina ini menjadi salah satu benteng pertahanan mereka. 

"Pertempuran sengit antara Jepang dengan Belanda yang didukung oleh sekutu, untuk merebut kembali Indonesia dari kekuasaan Jepang. Karena Jepang menjadikan karantina ini salah satu benteng pertahanan mereka sehingga tentara Belanda bersama sekutu membombardir gedung karantina ini untuk menghancurkan tentara Jepang. Akibatnya situs bersejarah ini ikut hancur. Inilah salah satu sebab hancurnya situs karantina haji di Pulau Rubiah disamping juga bangunan yang sudah termakan usia," katanya.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network