BIREUEN, iNews.id – Gara-gara puskesmas pembantu (pustu) tutup, seorang ibu di Aceh terpaksa melahirkan di gudang beras dengan kondisi kurang layak. Proses persalinan Nurhafiza (32), dibantu seorang bidan praktik mandiri di Desa Tanjong Seulamat, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Armia, suami Nurhafiza, mengaku terpaksa membawa istrinya ke bidan praktik mandiri karena saat istrinya akan melahirkan pada Jumat petang, 8 Desember 2017, Pustu Tanjong Seulamat sudah tutup. Padahal, jarak rumahnya ke pustu hanya sekitar 20 meter. Dua petugas medis di pustu juga sudah pulang. Sementara bidan yang biasa bertugas di sana sudah dipindahkan ke puskesmas.
“Bidannya ditarik ke puskesmas, sudah sekitar dua minggu. Katanya memang ada di sini dokter, kepala pustu, tapi kerjanya setengah hari, dari pagi sampai jam 11.00 WIB. Kalau tenaga kesehatannya, paling ada dua orang di pustu dari jam 9 ke jam 11.00 WIB. Karena tidak ada petugas tadi, terpaksa kami bawa ke tempat Bu Susi,” papar Armia.
Armia menambahkan, Pustu Tanjong Seulamat belakangan ini memang sering tutup dan tidak ada petugas medis. Saat ada warga setempat yang sakit, mereka kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis dan memadai.
Sementara itu, Susi, bidan yang membantu persalinan istri Armia memaparkan, untuk warga yang melahirkan dibantu bidan praktik, harus membayar biaya jasa persalinan sebesar Rp500.000. Alasannya, sebagai bidan yang membuka praktik mandiri, dia menggunakan peralatan dan fasilitas pribadi yang tidak dapat ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Susi menambahkan, untuk bidan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan akan mendapatkan biaya pengganti dari pemerintah sebesar Rp800.000. “Tempatnya di sini memang belum memadai untuk merawat pasien yang bersalin,” tuturnya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait