13 Rumah di Aceh Timur Rusak Diterjang Puting Beliung, Tidak Ada Korban Jiwa

ACEH TIMUR, iNews.id - Sebanyak 13 rumah di kawasan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Aceh rusak setelah diterjang puting beliung, Rabu (1/3/2023) sekitra pukul 02.30 WIB. Beruntung, dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa.
Kepala Pelaksana BPBD Aceh Timur, Ashadi mengatakan, belasan rumah rusak tersebut tersebar di tiga desa di Kecamatan Idi Rayeuk, yakni Gampong Jawa, Gampong Tanjong, dan Gampong Kuala.
"Puting beliung melanda wilayah tersebut terjadi pada Rabu sekitar pukul 02.30 WIB. Berdasarkan data petugas di lapangan, ada 13 rumah rusak akibat bencana tersebut kerusakan rumah kebanyakan pada bagian atap. Sebagian besar atap rumah diterbangkan angin kencang tersebut," katanya, Rabu.
Dia menjelaskan, di Gampong Jawa sebanyak enam unit yang mengalami kerusakan. Satu rumah di antaranya rusak berat, dua rusak sedang, dan tiga rumah mengalami rusak berat.
Kemudian Gampong Tanjong, lima unit rumah rusak akibat puting beliung. Terdiri satu rumah rusak berat, satu rumah rusak ringan, dan tiga rumah rusak sedang.
Sedangkan di Gampong Kuala dua rumah mengalami rusak ringan. Material bangunan dari rumah rusak tersebut sudah dibersihkan melibatkan masyarakat dan aparat setempat.
Dia mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam bencana alam. Begitu juga dengan penghuni rumah, tidak ada yang mengungsi. Korban terdampak sebanyak 13 keluarga. Kerugian diperkirakan belasan juta rupiah.
"Kami juga berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya untuk penanganan lebih lanjut. Termasuk menyangkut penyaluran masa panik setelah bencana," ujarnya.
Sementara itu, tenaga kesejahteraan sosial Kecamatan Idi Rayeuk, Rahmat Hidayat mengatakan, sudah melaporkan bencana alam puting beliung yang merusak sejumlah rumah warga tersebut kepada Dinas Sosial Kabupaten Aceh Timur.
"Kami sudah melaporkan ke Dinas Sosial untuk penanganan lebih lanjut. Warga bersama aparat TNI dan Polri, juga sudah turun ke lokasi guna memperbaiki rumah yang sudah dihantam puting beliung tersebut," katanya.
Editor: Candra Setia Budi