Berawal Demam dan Nyeri Sendi, Begini Kronologi Bocah di Aceh Terdeteksi Terjangkit Polio
PIDIE, iNews.id - Seorang bocah di Pidie, Aceh, menderita Poliomyelitis (Polio). Pasien berusia 7 tahun ini berinisial AK tercatat sebagai warga Desa Mane, Kecamatan Mane.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif mengatakan, pasien menderita demam pada 6 Oktober 2022. Tak lama, pasien mengalami nyeri pada sendiri.
"Awalnya demam kemudian muncul nyeri sendiri dan kelemahan anggota gerak. Dia langsunhg dirawat di RSUD Cut Nyak Dhien Sigli," kata Hanif, Senin (21/11/2022).
Dia menambahkan, saat perawatan pasien AK sempat mengalami perbaikan secara klinis namun terjadi pengecilan otot atau atropi yang menyebabkan anak tersebut berjalan menyeret kaki kiri.
Sehingga, lanjut dia, dilakukan pemeriksaan spesimen tinja di laboratorium Prof Sri Oemjati di jakarta yang memakan waktu lebih dari 10 hari.
"Hasil uji laboratorium menunjukkan adanya virus polio tipe dua pada pasien tersebut," kata dia.
Dia menyebut, kasus tersebut tergolong langka di tengah gencarnya program pemerintah untuk Indonesia bebas dari virus polio hingga tahun 2026 mendatang.
"Jika terlambat ditangani, pasien tersebut bisa berakibat lumpuh total bahkan kematian," katanya.
Untuk mencegah penularan, Dinkes Aceh, Kemenkes, WHO serta UNICEF akan segera melakukan upaya imunisasi polio secara massal di Pidie.
Untuk diketahui, Kemenkes sudah menetapkan kasus polio ini menjadi kejadian luar biasa (KLB).
"Kita tahun ini satu kasus melaporkan, jadi satu saja merupakan kejadian yang luar biasa," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Maxi Rein Rondonuwu dalam Konferensi Pers KLB Penyakit Polio secara online, Sabtu (19/11/2022)
Menurutnya, penyebutan KLB ini karena dampak dari penyakit polio bisa menyebabkan kelumpuhan total. Seperti kita tahu, virus polio menyerang sistem saraf seseorang, sehingga bisa melemahkan hingga mengecilkan otot manusia.
Maxi mengingatkan, masa inkubasi dari virus ini 7-21 hari. Dia sekaligus mendorong masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi polio guna pencegahan.
"Penularannya bisa melalui faecel-oral. Virus itu bisa berkembang di sistem pencernaan dan menyerang saraf sehingga kekuatan otot berkurang dan mengecil, dan terjadinya kelumpuhan," kata dia.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto