LHOKSEUMAWE, iNews.id – Orang besar lahir dari ujian yang besar. Begitu pula seorang Joko Widodo (Jokowi) yang harus melalui berbagai rintangan dan beban hidup sedari kecil hingga pencapaiannya saat ini.
Pria asal pinggiran Kota Solo, Jawa Tengah, kini menjadi pemimpin negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Dalam lawatannya di Tanah Rencong, Lhokseumawe, Aceh, Jokowi berbagi sedikit kisah masa lalunya. Sebuah perjuangan hidup yang menempanya untuk menjadi pribadi seperti saat ini.

Datangi Riau, Jokowi Janjikan Kemakmuran Rakyat atas Kekayaan Migas
Jokowi mulai bercerita tentang latar belakang keluarganya yang berasal dari kalangan orang biasa. Hal itu yang sempat membuat asanya nyaris pupus untuk mengecap pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
“Saya mengalami ketakutan di masa kecil tak bisa kuliah dan tak bisa belajar," ujar Jokowi mengenang masa lalunya saat kampanye terbuka di depan ribuan warga Lhokseumawe, Aceh, Selasa (26/3/2019).

Kampanye di Lhoksumawe, Jokowi Pastikan Dana Otsus Aceh Diperpanjang
Ketakutannya di masih kecil karena tak mampu melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah itu tak melemahkannya. Dia mengubah kekurangan itu menjadi tekad dan motivasi.
Disertai usaha keras dan doa dari orang tua, wali kota Solo dua periode itu akhirnya bisa meraih cita-cita semasa kecilnya. Tak muluk-muluk, Jokowi kecil hanya ingin dapat tetap bersekolah dan menamatkan pendidikannya hingga perguruan tinggi.
Tekad sederhana yang tidak kenal lelah berbuah manis. Jokowi mampu berkuliah dan lulus sebagai sarjana kehutanan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Jokowi masih mengingat betul bagaimana beratnya berada di posisi seperti yang dialami semasa kecil. Dia tak ingin ada anak Indonesia mengalami rasa trauma seperti yang sempat dirasakannya. Yakni ketakutan untuk tidak bisa sekolah.
"Saya ingin rakyat kita tidak ketakutan (tidak bisa kuliah) seperti yang sempat saya rasakan,” ucap Gubernur DKI Jakarta ke-14 pemenang pilkada 2012.
Karena itu sejak menjabat sebagai Presiden, Jokowi menitikberatkan pentingnya bantuan pendidikan kepada kalangan yang ekonomi lemah. Setelah sukses menggulirkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk siswa SD, SMP, dan SMA pada periode pertama pemerintahannya, kini Jokowi menggulirkan KIP Kuliah.
Dengan KIP Kuliah ini, anak Indonesia tidak akan dilanda lagi ketakutan jika pendidikannya hanya berakhir di bangku SMA. Sebab pemerintah telah menjamin akan memberikan beasiswa bagi anak-anak pemegang kartu tersebut.
"KIP Kuliah ini juga bukan hanya untuk sekolah di dalam negeri tapi di juga luar negeri," kata Presiden ketujuh RI tersebut.
Editor: Donald Karouw












