get app
inews
Aa Text
Read Next : Batu Giok Raksasa 5.000 Ton ditemukan di Nagan Raya, Bupati TRK: Ini Anugerah Allah

Cerita Prajurit Kopassus Jadi Tukang Durian untuk Menyusup ke Wilayah GAM

Jumat, 11 Maret 2022 - 15:29:00 WIB
Cerita Prajurit Kopassus Jadi Tukang Durian untuk Menyusup ke Wilayah GAM
Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. (Foto/Pen Kopassus)

JAKARTA, iNews.id - Segala cara dilakukan prajurit Kopassus untuk mendobrak wilayah kekuasaan musuh. Kali ini, seorang prajurit Kopassus harus menyamar sebagai tukang durian agar bisa menyusup ke wilayah Gerakan Aceh Medeka (GAM).

"Saya pernah menyamar jadi tukang durian yang mengirim dagangan dari Medan ke Lhokseumawe," kata Sersan Badri (bukan nama sebenarnya), seperti yang dikutip dalam buku Kopassus untuk Indonesia Jilid II, Jumat (11/3/2022).

Badri bercerita, dia harus membawa banyak durian. Tak hanya itu, dia harus melewati pos penjagaaan dan pemeriksaan aparat. Saat melintas, dirinya mengaku kerap kali diminta jatah durian.

Buah durian. (Antara)
Buah durian. (Antara)


 
"Saya beri dua buah durian justru dimarahi lalu ditempeleng," katanya.

Badri melanjutkan, dirinya harus memberikan banyak durian untuk pasukan GAM.

"Kalau untuk GAM pasti saya memberi banyak. Di sini ada satu peleton anggota yang berjaga, mana cukup kalau cuma dua buah durian?" katanya.

Badri tidak terlena menjadi tukang durian. Dia tetap bertugas dengan memetakan situasi lapangan di Aceh selama setahun, khususnya Lhokseumawe yang menjadi basis kekuatan militer GAM.

Setahun berlalu, setelah merasa akrab dengan GAM, Badri pun akhirnya bisa merangkul petinggi GAM dan memosisikan dirinya sebagai petinggi TNI yang menjadi pejuang GAM.

Badri dan kelompok GAM harus beberapa kali mengecoh pasukan TNI yang sedang berpatroli. Gerak-gerik Badri memang tidak diketahui pasukan TNI, hanya unsur pimpinan yang tahu.

Singkat cerita, setelah pemberlakukan Darurat Militer pada tahun 2003, ruang gerak GAM makin sempit. Para petinggi GAM mulai minta dilakukan perdamaian. Tim Kopassus yang menyusup ke wilayah GAM melaporkan amunisi dan logistik GAM sudah sangat menipis.

Usai Hari Raya Idul Fitri 2004, turun perintah untuk menangkap tokoh kunci GAM hidup atau mati. 

"Semua tokoh kunci yang menjadi sasaran berada di Cot Girek. Hingga saya pamit pukul 15.00 mereka masih ada di sana. Saya pun masih sempat memberi informasi terakhir kepada induk pasukan. Hari H dan Jam J serangan ditetapkan," tutur Badri. 

Markas GAM di rawa-rawa Cot Girek kemudian diserbu Kopassus dari semua arah. Gubernur GAM Said Adnan dan ajudannya seorang desersi TNI tewas karena terkena tembakan di dada dan perut. 

Hingga pada akhir tahun 2004, tsunami menerjang Aceh sehingga kekerasan berangsur surut. Perjanjian damai Helsinki akhirnya ditandatangi.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut