Duh! Dukun Cabul Pesulap Hijau di Aceh hanya Dijerat Hukum Jinayat
PIDIE, iNews.id - Dukun cabul pesulap hijau hanya dijerat dengan hukum jinayat. Padahal, dia diduga telah melakukan pemerkosaan dan pencabulan ke sejumlah perempuan dengan modus pengobatan tradisional.
Pelaku berinisial BY (46) itu dijerat dengan hukum Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 dengan hukum jinayat. Dalam Pasal 48 Jo Pasal 52 tentang Jarimah Perkosaan, pelaku diancam dengan hukuman maksimal 175 kali cambuk atau penjara paling lama 175 bulan.
Kapolres Pidie AKBP Fadli mengatakan, pelaku merupakan warga Gampong Pante Cermen, Padang Tiji, Pidie, Aceh.
"Kasus ini berdasarkan laporan polisi NO.LP/B/166/IX/2022/SPKT/POLRES PIDIE/POLDA ACEH, tanggal 20 september 2022," kata Fadli, Kamis (27/10/2022).
Kasus ini dilaporkan oleh korban HY (26) warga Padang Tuji, yang didampingi LBH Banda Aceh. Polisi juga sudah memeriksa delapan saksi di antaranya satu saksi juga sebagai korban, tetapi tidak membuat laporan polisi, yaitu SYT (32).
"Kami juga sudah meminta keterangan saksi ahli dari Mpu Aceh," katanya.
Setelah dilakukan pemeriksaan, kata dia, diyakini telah terpenuhi unsur pidana jarimah pemerkosaan, sesuai Qanun Provinsi Aceh No 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat.
Diketahui, dukun pesulap hijau atau BY membuka pengobatan alternatif di Gampong Pante Cermen Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie.
Dengan dalih pengobatan agar pasiennya sembuh, BY melakukan perbuatan terlarang terhadap beberapa korban. Mulai dengan pengobatan memberi air putih hingga membuka pakaian.
Saat melakukan aksi tersebut, BY mengaku dia merupakan kiriman Wali Allah yang mampu menyembuhkan orang dengan hal gaib. Jika ada pasien yang menolak ajakannya, sakitnya akan semakin parah sehingga berefek kepada keluarganya.
Kepala Operasional YLBHI-LBH Banda Aceh Muhammad Qodrat mendesak Polres Pidie dan Kejaksaan Negeri Pidie untuk menerapkan UU TPKS dalam kasus tersebut. Penyidik jangan hanya terpaku pada Pasal 48 Qanun Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto