Elpiji Bersubsidi Langka di Aceh Besar, Harganya Mencapai Rp35.000

ACEH BESAR, iNews.id – Gas elpiji 3 kilogram (Kg) beberapa waktu belakangan mulai langka di Aceh besar. Kelangkaan tersebut berimbas pada naiknya harga gas elpiji 3 Kg di tingkat eceran. Bahkan, sejumlah penampung tidak resmi (kios) menjual elpiji bersubsidi 3 Kg hingga Rp35.000 per tabung.
"Di Pangkalan elpiji 3 Kg katanya (petugas) kosong dan di kios-kios harganya sangat mahal dari Rp30.000 hingga Rp33.000/tabung. Bahkan ada yang menjual sampai Rp35.000/tabung," kata Aini, salah seorang warga Desa Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, sebagaimana dilansir dari Antara, Kamis (5/4/2018).
Aini mengaku, masyarakat sangat sulit mendapatkan elpiji 3 Kg, padahal kebutuhan gas bersubsidi tersebut selama sepekan hanya satu tabung. "Yang kami tahu pemerintah menyediakan gas subsidi itu untuk masyarakat miskin sesuai yang ditulis di tabung tapi realitanya di lapangan masyarakat miskin sangat susah mendapatkan gas sudsidi," ujarnya.
Dia pun menyesalkan kondisi tersebut. Apalagi belakangan, selain sulit dicari, harga elpiji bersubsidi juga membumbung tinggi. "Harganya mahal dan mirisnya lagi sangat susah kita cari gas subsidi tersebut," tambah ibu rumah tangga itu sembari memegang tabung bersubsidi kosong.
Aini bahkan menduga, pihak pangkalan sengaja menjual elpiji bersubsidi itu untuk para penampung yang tidak resmi (ilegal). Tujuannya tak lain untuk memainkan harga gas elpiji bersubsidi di pasaran.
Sementara itu, dari informasi yang dihimpun, PT Pertamina (Persero) pada 2017 menyalurkan sebanyak 27 juta lebih tabung elpiji bersubsidi di wilayah Aceh. Tabung gas elpoji tersebut disalurkan untuk seluruh masyarakat Aceh yang tersebar di 23 kabupaten/kota se provinsi paling ujung barat sumatera itu. Elpiji bersubsidi tersebut disalurkan oleh 10 Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) dan kemudian diedarkan oleh 60 agen di seluruh Provinsi Aceh.
Editor: Himas Puspito Putra