JAKARTA, iNews.id - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas) Kementerian Agama (Kemenag) menggelar pelatihan menulis karya ilmiah tentang Keislaman Moderat Angkatan ke-2.
Pelatihan penulisan karya ilmiah yang bekerja sama dengan Gerakan Cerdas Komunikasi Indonesia (GCKI) itu bertujuan menyusun buku panduan bagi masyarakat Islam dari bahaya radikalisme dan intoleransi.
Kemenag Indramayu Nilai Kurikulum Al Zaytun Normal, MUI Sebut Jauh dari Ajaran Islam
Kegiatan itu diikuti peserta dari 40 perwakilan instansi maupun cabang kantor Dinas Agama di seluruh Indonesia.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Dr Adib M Ag mengatakan, kemampuan menulis ilmiah popular sangat penting. Sekalipun tema atau isunya sangat berat. Sepeti isu sekularisme, esktremitas, khilafah, kapitalisme global, perdamaian, dan sebagainya.
Kemenag Bakal Gelar Festival Agama dan Budaya se-ASEAN
“Jika sudah menguasai teknis menulis ilmiah secara populer, tulisan akan mudah dipahami oleh pembaca,” kata Adib dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/6/2023).
Karena itu, Adib meminta peserta menjadikan kegiatan penulisan karya ilmiah populer sebagai habituasi (kebiasaan) sehari-hari dan kompetensi yang mesti dikuasai.
Dalam pelatihan menulis itu, para peserta wajib mengirimkan tulisan atau naskah sesuai dengan tema dan judul yang sudah ditentukan. Tulisan berasal dari hasil pemikiran sendiri dan belum dipublikasikan.
Tulisan yang disusun para peserta berupa kajian ilmiah baik dari hasil penelitian (kuantitatif atau kualitatif) atau non penelitian. Kajian tersebut bisa berupa makalah atau artikel dengan perspektif Tarbiyah, Dakwah/Komunikasi, Ekonomi Syariah, Hukum Islam, Linguistik (Adab), Tafsir Al-Qur’an dan Hadist, Filsafat Islam, Psikologi Islam, Sosiologi Islam, dan lainnya.
Kepala Subdit Kepustakaan Kemenag, Dr Abdullah Al-Kholis mengatakan, kegiatan tersebut sangat baik karena hasilnya sebuah buku dari kumpulan buah pikiran para peserta.
“Subdit Kepustakaan tentu mendukung agar kedepan kegiatan ini diselenggarakan dan dikembangkan lagi,” katanya.
Ketua Pengurus GCKI, Dr Ellys Lestari Pambayun mengatakan, kegiatan penulisan karya ilmiah merupakan amanah dari Ditjen Bimas Islam Kemenag. "Tentu ini akan kami optimalkan sebaik mungkin agar para peserta dapat menghasilkan karya ilmiah yang dibutuhkan umat islam saat ini," kata Ellys.
Salah satu peserta penulisan karya ilmiah, Samsul Bahri mengatakan, kegiatan tersebut sangat bermanfaat dan diharapkan dapat diselenggarakan secara berkala.
“Melalui coaching clinic ini, kami dapat meningkatkan potensi-potensi kemampuan menulis ilmiah di Kemenag,” ucap peserta dari IAIN Langsa, Aceh.
Diharapkan kegiatan ini dapat menghasilkan karya buku panduan yang berisi naskah-naskah ilmiah keislaman yang tentunya dibutuhkan oleh masyarakat di tengah dinamika pemikiran keagaaman yang dewasa ini rentan dengan potensi kesalahpahaman.
Editor: Kastolani Marzuki