Perempuan di Aceh Jadi Korban Kejahatan 3 Pria Baru Kenal di Medsos, Harta Dirampas

ACEH BESAR, iNews.id- Seorang pegawai honorer asal salah satu gampong di Kecamatan Masjid Raya Aceh Besar menjadi korban pencurian disertai kekerasan oleh tiga pria. Usai dirampas hartanya, perempuan berinisial SF (34) itu kemudian diturunkan di tengah jalan oleh ketiga pelaku yang baru dikenalnya di media sosial.
Ketiga pelaku berinisial IS alias Robby berusia 37 tahun, warga Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar. Kemudian pelaku AD berusia 43 tahun yang merupakan warga Aceh Besar serta MUL 33 tahun, warga Langsa.
Kejadian tersebut berawal saat SF dihubungi oleh pelaku IS alias Robby untuk bertemu dan jalan, dengan dalih ingin menemani membeli handphone (HP) baru.
Tanpa curiga, korban setuju, kemudian mereka bertemu usai Robby menjemput di rumah menggunakan mobil rental jenis Toyota Innova berwarna hitam.
Saat di perjalanan, tepatnya kawasan Jalan Taman Sri Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, pelaku Robby melajukan mobilnya ke arah Lamdingin dan Lampulo.
Tiba di arah tujuan, korban dibekap dari belakang oleh seseorang yang tidak dikenal. Korban berusaha teriak dan minta tolong namun tak mampu.
Seorang pelaku lainnya juga langsung memegang korban. Kaki dan tangan korban diikat, wajahnya dilakban. Para pelaku lalu mengambil perhiasan korban berupa cincin dan kalung seberat lima mayam, termasuk ponsel dan uang Rp200.000.
Korban dibawa ke arah Blang Bintang tepatnya di jalan kawasan Gampong Ie Suum. Korban diturunkan di tengah jalan, sementara pelaku kabur.
Korban selanjutnya ditemukan dan dibantu oleh warga sekitar. Korban dibawa ke puskesmas, lalu peristiwa ini dilaporkan ke polisi.
Usai menerima laporan, polisi melakukan serangkaian penyelidikan hingga akhirnya menangkap para pelaku.
"Mereka ditangkap di rumah AD di Gampong Lam Ceu, Kecamatan Kuta Baro pada Sabtu, 29 Juni 2024 malam," ujar Kapolsek Krueng Raya, Iptu Rolly Yuiza Away, Senin (8/7/2024).
Usai kejadian, kata dia korban belum bisa dimintai keterangan karena masih trauma. Korban, lanjut dia baru dapat dimintai keterangan setelah empat hari kejadian.
"Satreskrim Polres Bireuen juga ikut memeriksa para pelaku, diduga mereka ini komplotan yang juga beraksi di wilayah Bireuen," katanya.
Editor: Kurnia Illahi