Mengenal Rumah Adat Aceh, Sejarah, Ciri Khas dan Fungsinya
JAKARTA, INews.id - Rumah adat Aceh merupakan salah satu peninggalan suku Aceh dengan nilai budaya dan kearifan lokal yang perlu dijaga agar tetap lestari. Salah satu rumah adat di Provinsi Aceh yakni rumoh Aceh.
Rumoh Aceh merupakan rumah adat suku Aceh yang menjadi kebanggaan. Rumah ini memiliki keunikan, ciri khas, fungsi dan makna yang berbeda dengan rumah adat lainnya.
Konon, Rumoh Aceh didesain sedemikian rupa karena berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Aceh pada zaman dahulu. Bagi masyarakat setempat, Rumoh Aceh ini bukan sekadar hunian biasa, tetapi juga merepresentasikan keyakinan masyarakat terhadap Tuhan dan alam semesta.
Hal itu ditunjukkan dengan berbagai macam bahan bangunan rumoh Aceh yang berasal dari alam. Sebab masyarakat Aceh percaya dengan kekayaan alam yang melimpah merupakan hasil rezeki dari pemberian Tuhan.
Rumoh Aceh juga dulu pernah digunakan pahlawan wanita Aceh yakni Cut Nyak Dhien dan Cut Meutia.
Namun bentuk arsitektur dari rumoh Aceh mengalami perubahan seiring zaman dan berjalannya waktu. Kendati demikian tidak sampai banyak merubah bentuk asli dari rumoh Aceh tersebut.
Rumoh Aceh ini bisa dijumpai di wilayah perdesaan di Aceh, lebih khusus di wilayah Aceh Besar, Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya.
Ciri khas dari bangunan rumoh Aceh yakni berbentuk memanjang. Rumah adat ini memiliki bentuk seperti rumah panggung sehingga ketika orang awam baru mengunjungi Aceh akan langsung mengenalinya karena punya arsitektur unik.
Selain itu, keunikan dari rumoh Aceh yakni memiliki jumlah anak tangga dengan angka ganjil. Hal ini karena mayoritas masyarakat Aceh merupakan pemeluk agama Islam yang memuliakan angka genap.
Maka dari itu, mereka mengikuti ajaran agama dalam berkehidupan sebagai pedoman hidup.
Rumoh Aceh didesain dengan bentuk panggung yang tentunya memiliki fungsi tersendiri. Fungsinya yakni agar masyarakat terhindar dari serangan hewan buas pada masa lampau serta menghindari berbagai bencana seperti banjir maupun gempa bumi.
Rumah ini tahan gempa karena struktur bangunan rumoh Aceh terbuat dari kayu dengan atap daun rumbia kering dan ringan sehingga mampu meminimalisasi dampak guncangan gempa.
Ciri khas lainnya yang tampak dari rumoh Aceh yakni ukuran pintu masuk. Ukuran pintu masuk rumoh Aceh hanya berukuran 120 hingga 150 cm, cukup kecil untuk tinggi rata-rata orang dewasa.
Hal ini dibuat sengaja agar orang yang hendak memasuki rumah bisa senantiasa menunduk sebagai bentuk penghormatan pada tuan rumah. Baik itu tuan rumah yang kaya maupun miskin karena masyarakat Aceh menjunjung toleransi tinggi dan suka senantiasa merendahkan diri.
Lalu keunikannya lainnya, rumoh Aceh memiliki 18 tiang atau lebih sehingga rumah tersebut memiliki 5 ruangan di dalamnya.
Selain itu, rumoh Aceh tidak dibangun menggunakan paku atau besi yang bisa memberatkan beban rumah. Setiap kayu dan tiang disatukan pasak yang saling mengunci satu sama lain. Konstruksi semacam ini justru lebih tahan gempa dibanding rumah modern dari beton.
Kekuatan rumoh Aceh dibuktikan ketika gempa 8,9 SR dan tsunami yang melanda Aceh pada 2004 lalu. Meski diguncang gempa, rumoh Aceh masih berdiri kokoh dan tidak mengalami kerusakan parah, seperti bangunan lainnya.

Rumoh Aceh ini tentunya memiliki beberapa bagian rumah dan fungsinya masing-masing yang perlu kamu ketahui. Berikut bagian dan fungsinya:
- Kolong Rumah
Kolong rumah berfungsi untuk menyimpan kendaraan pemilik rumah, tempat menyimpan barang alat pertanian dan alat perikanan, menjemur baju dan tempat menumbuk padi serta kacang untuk menjadi tepung.
- Seuramoe keu ( serambi depan)
Serambi depan berfungsi untuk menyambut tamu dan tempat untuk berkumpul bersama keluarga dan bercengkrama.
- Seuramoe Likot ( serambi belakang)
Ruangan ini digunakan khusus untuk saudara dan kerabat perempuan yang akan berkumpul dan tempat ibu-ibu untuk berkumpul bersama anaknya.
- Rumah Inong
Rumah inong ini merupakan ruangan kamar utama bagi pemilik rumah. Ruangan ini berisi kamar tidur utama untuk istri atau permaisuri beserta suami.
- Anjong
Anjong merupakan ruangan khusus untuk kamar perempuan dan juga tempat meletakan ayunan kain untuk menidurkan bayi.
- Rambat
Berfungsi sebagai ruang kosong untuk berlalu lalang dan penghubung antara serambi depan ke serambi belakang. Rambat ini bisa digunakan sebagai tempat kumpul keluarga untuk menonton dan mengobrol santai.
Untuk anak laki-laki dalam suku Aceh, tidak dibuatkan kamar atau ruangan khusus untuk mereka. Anak laki-laki dewasa biasanya tidur di surau untuk beribadah dan mengaji.
Hal ini agar anak laki-laki dalam suku Aceh bisa hidup mandiri sebelum menjalani bahtera rumah tangga. Dan juga untuk menghargai anak perempuan yang dimuliakan dalam kepercayaan suku Aceh. Anak laki-laki biasanya bisa tidur di serambi depan dan sekaligus untuk penjaga depan rumah agar rumah bisa terlindungi.
Editor: Donald Karouw