Ulama Kharismatik Abu Tu Min Tutup Usia, Pj Gubernur Ajak Warga Aceh Gelar Salat Gaib

BANDA ACEH, iNews.id - Pemerintah Aceh menyampaikan duka atas meninggalnya salah seorang ulama kharismatik Aceh, Tgk. H. Muhammad Amin Mahmud. Ulama kharismatil yang juga dikenal dengan panggilan Abu Tu Min Blang Bladeh, itu tutup usia pada Selasa (27/9/2022).

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Atas nama pribadi, Pemerintah Aceh dan seluruh masyarakat Aceh kami menyampaikan duka cita mendalam," kata Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki , Rabu (28/9/2022).

Baca Juga

Innalillahi, Ulama Kharismatik Aceh Abu Tumin Wafat di RSUD Bireuen

Achmad Marzuki mengajak masyarakat Aceh untuk menyampaikan doa dan melaksanakan shalat ghaib kepada Abu Tu Min.

"Doa kami semua, Insya Allah almarhum Abu Tu Min mendapatkan tempat yang paling layak di sisi Allah," katanya.

Baca Juga

Syekh Yusuf Qaradawi Wafat, Haedar: Umat Islam Kehilangan Ulama Besar Berpikiran Moderat

Achmad Marzuki melanjutkan, meninggalnya beliau menjadi kehilangan besar bagi Aceh, di mana salah satu tokoh ulama kharismatik Aceh, kembali dipanggil Yang Maha  Kuasa.

Almarhum Abu Tumin Blang Blahdeh tutup usia pada Selasa (27/9/2022) sore, sekitar pukul 15.45 WIB. Kabar duka tersebut disampaikan Direktur RSUD dr Fauziah Bireuen, dr Amir Addani. Tgk Abu Tumin meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Fauziah Bireuen, Aceh.

Baca Juga

Profil Biografi Yusuf Al Qaradhawi, Ulama Fikih Kontemporer yang Wafat di Qatar

Amir Addani mengatakan, Abu Tumin Blang Blahdeh dua hari yang lalu masuk rumah akibat sesak napas.

Pimpinan Dayah Almadinatul Babussalam Blang Bladeh itu sebelumnya sempat menjalani perawatan beberapa kali di Malaysia dan di Banda Aceh.

Baca Juga

Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra Wafat, Prabowo: Beliau Utamakan Moderasi dan Toleransi

Dilansir dari jim.uinsyiah.ac.id, Abu Tumin atau Muhammad Amin, lahir di Gampong Kuala Jeumpa, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, pada 17 Agustus 1932 M. Sejak kecil hingga remaja, dia telah mendapat pendidikan ilmu mengenai Agama Islam dan hanya sedikit mengenai pendidikan umum.

Pendidikan sekolah umum didapatkan Abu Tumin melalui sekolah formal yang dibangun oleh Belanda, bernama Inlandsche Volkschool (sekolah dasar rakyat), namun hanya sampai kelas tiga. Hal ini disebabkan oleh masuknya Jepang ke Indonesia menggantikan Penjajahan Belanda.

Perjalanan dan perjuangan Abu Tumin menjadi seorang ulama tidak terlepas dari faktor keturunan. Abu Tumin yang terlahir dari keluarga yang sangat memperhatikan agama. Mulai dari kakeknya, Abu Hanafiah kemudian turun ke anaknya teungku Muhammad Mahmud yang merupakan ayah Abu Tumin.

Pada masa kecil Abu Tumin sudah mulai diperkenalkan dengan pengetahuan agama oleh orang tua dia. Sebagai seorang anak yang terlahir dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga agamais dia selalu didorong untuk mempelajari ilmu agama.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto