Meski dinyatakan telah meninggal dunia, pihaknya tidak menyatakan para kiyai tersebut wafat karena terpapar Covid-19, melainkan para kiai dan tokoh NU wafat selama masa pandemi.
"Jadi Kita tidak menyatakan beliau meninggal karena Covid-19, kita menyatakan beliau meninggal selama masa pandemi," kata dia.
Selain itu, kata Ulun Nuha, hingga akhir Desember 2020 PBNU juga mencatat di dalam sistem ada 112 pesantren di Tanah Air yang terpapar Covid-19 dengan lebih dari 5.000 lebih santri dan kiyai yang positif Covid-19.
Dari banyaknya santri yang terpapar Covid-19, terdapat dua santri yang meninggal dunia dan banyak para santri yang dinyatakan sembuh.
Untuk itu, lanjut Ulun, saat ini PBNU sangat konsen dengan penanganan pandemi Covid-19 dengan membentuk Satgas NU peduli dengan melibatkan sejumlah badan otonom NU untuk melindungi warga Nahdliyin di Tanah Air dari ancaman pandemi tersebut.
"Amanah dari Buya Said (Said Aqil Siradj), kita fokus melindungi warga termasuk warga pesantren dengan berupaya melakukan edukasi untuk melindungi, serta melakukan kegiatan pendidikan, pelatihan, kampanye, audit kesehatan agar warga NU berdaya untuk menegakkan protokol kesehatan," kata dia.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait