ACEH TAMIANG, iNews.id – Pemerintah terus mempercepat penanganan banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang. Seluruh unsur negara dari pemerintah pusat, TNI, Polri, BNPB, pemerintah daerah, hingga relawan bergerak terpadu memastikan akses terbuka, bantuan tiba tepat waktu, dan pencarian korban berjalan tanpa henti.
Jalur lintas nasional Aceh Tamiang-Sumatra Utara yang sebelumnya lumpuh akibat banjir dan longsor kini perlahan kembali dapat dilalui. Bupati Aceh Tamiang Armia Fahmi memastikan kendaraan berat sudah mulai melewati kawasan Seumadam, salah satu titik yang paling terdampak.
“Alhamdulillah jalan nasional wilayah Aceh Tamiang–Sumut sudah normal dan sudah bisa dilewati truk besar,” ujar Armia, Selasa (2/12/2025).
Meski masih ada lumpur dan genangan air di beberapa titik, terbukanya akses ini mempercepat mobilisasi logistik, alat berat, dan distribusi bantuan. Hingga kini, korban meninggal yang terkonfirmasi mencapai 22 orang, sementara pencarian masih terus dilakukan oleh tim gabungan.
Bantuan dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten mulai berdatangan. Karena sejumlah jembatan terputus, sebagian bantuan didistribusikan melalui jalur sungai menggunakan sampan dan melalui udara.
Pemkab Aceh Tamiang telah mengirim bantuan ke delapan desa terisolir di Kecamatan Sekerak. Di Desa Sekumur, rumah-rumah warga hanyut terbawa banjir sehingga bantuan untuk 1.000 penduduk harus dikirim melalui jalur sungai.
“Ada satu kampung rumah hanyut karena banjir, Desa Sekumur. Itu sudah kita drop untuk 1.000 masyarakat di sana. Kita drop pakai sampan,” kata Armia.
Pemkab juga mengajukan penambahan helikopter dari Mabes Polri untuk memperluas jangkauan bantuan.
Kapolri memerintahkan penggunaan metode airdrop di daerah yang helikopternya tidak memungkinkan untuk mendarat karena medan ekstrem. Komjen Pol Mohammad Fadil Imran menegaskan bahwa tidak boleh ada hambatan dalam penyaluran bantuan.
“Bapak Kapolri menegaskan bahwa tidak boleh ada hambatan dalam penyaluran bantuan. Jika helikopter tidak bisa landing karena medan terdampak bencana, maka airdrop menjadi pilihan agar masyarakat tetap mendapatkan bantuan tepat waktu,” ujarnya.
Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah bahkan menempuh perjalanan ekstrem selama lima hari, melewati jalan terputus, lumpur tebal, hingga menyeberang sungai dengan perahu demi mencapai lokasi terdampak dan memastikan kehadiran negara.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait