Masjid Raya Baiturrahman Aceh (Foto: Antara)

Pengaruh Belanda

Hal ini ditandai dengan penandatanganan Traktat London serta Traktat Sumatera antara Belanda dan Inggris terkait aturan mereka di Sumatra. 

Keinginan Barat menguasai Aceh ditandai dengan sikap Belanda yang menyatakan perang kepada Sultan Aceh. Sejak 1873 hingga abad ke-19, Belanda terlibat perang dengan Kesultanan Aceh. Perang ini disebut dengan Perang Aceh.

Belanda Kewalahan Melawan Pasukan Aceh

Melansir “Strategi Kolonial Belanda Dalam Menaklukan Kerajaan Aceh Darussalam” dalam Jurnal Adabiya Volume 19 Tahun 2017, keinginan Belanda menguasai Aceh didorong oleh perubahan dunia perekonomian di Belanda setelah disahkannya Undang-Undang Agraria. Selain itu, faktor yang membuat Belanda ingin menguasai Sumatra, termasuk Aceh, adalah dengan dibukanya Terusan Suez pada 1986. 

Pembukaan Terusan Suez tersebut membuat lalu lintas internasional antara Barat dan Timur semakin ramai. Secara politik dan ekonomi, Aceh mempunyai posisi yang strategis. Aceh yang berada di pintu gerbang masuk Selat Malaka ini mengkhawatirkan Belanda apabila sewaktu-waktu wilayah tersebut jatuh di bawah kekuasaan bangsa lainnya. 

Belanda melancarkan agresinya ke Aceh pada April 1873, dipimpin oleh J.H.R. Kohler. Pasukan Aceh yang dipimpin Panglima Polim serta Sultan Mahmud Syah memberi perlawanan hingga mampu mempertahankan diri dari serangan Belanda. Bahkan, J.H.R Kohler meninggal dunia di tangan pasukan Aceh. 
Kekuatan pasukan Aceh lantas dipusatkan untuk mempertahankan Istana Sultan Mahmud Syah.


Editor : Nani Suherni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network