"Kita sayangkan berkapasitas pompa maksimal 5.000 liter per menit dengan kekuatan semprot sampai 30 bar ini, tidak bisa dioperasionalkan. Seharusnya ini dapat fungsikan," kata dia.
Selain mobil canggih, dalam tinjauan tersebut DPRK Banda Aceh juga menemukan armada pemadam kebakaran yang sudah tua dan tidak layak digunakan lagi karena sudah lama tidak dioperasikan.
Selain itu, peralatan alat pelindung diri (APD) personel pemadam di sana juga sudah sangat memprihatinkan, seperti baju tahan api dan tahan bara yang berusia dua puluh tahun, belum lagi jumlahnya sangat sedikit.
"Karena itu kita minta kepada DPKP Banda Aceh untuk segera mengusulkan laporan kebutuhan dan biaya perawatan mobil, karena kita segera membahas anggaran untuk 2023, sehingga ini dapat dialokasikan," kata politikus PKS itu.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait