Nurleli warga yang juga berziarah ke lokasi menyampaikan, datang bersama suami dan anak-anak setiap hari raya Idul Fitri ke lokasi yang diyakininya sebagai lokasi pemakaman mertuanya korban bencana tsunami.
"Meski tsunami sudah 18 tahun silam, tapi kami setiap hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha tetap berziarah di kuburan massal bencana di Gampong Siron ini," ucapnya.
Menurutnya, ziarah bersama keluarga di perkuburan bencana itu juga sebagai media pengingat atau pembelajaran terutama kepada generasi muda bahwa Aceh pernah dilanda gempa kuat yang disertai tsunami dengan ketinggian air belasan meter banyak menelan korban jiwa.
"Khusus kepada anak-anak saya, mereka harus tahu bahwa Aceh pernah diterjang tsunami, yang menyebabkan kakek dan nenek serta saudara dari ayahnya dimakamkan di kuburan massal ini," katanya.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait