Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Aceh. (Foto: Istimewa)

Menurutnya, Bendungan Rukoh telah selesai dibangun dan siap menunjang kestabilan suplai air irigasi untuk lahan pertanian seluas 12.194 hektare. Proyek senilai Rp1,7 triliun ini juga dirancang untuk mengurangi risiko banjir seluas 51 hektare yang mencakup tiga kecamatan: Titeue, Keumala dan Sakti.

“Keberadaan Bendungan Rukoh dapat meningkatkan produksi pertanian. Indeks Pertanaman (IP) diharapkan ikut naik dari 191 persen menjadi 300 persen, sehingga mendukung sasaran swasembada pangan pemerintah,” jelas Ermy.

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memperkirakan bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN) ini akan mampu meningkatkan hasil pertanian hingga enam ton per hektare pada tahun ini, dengan target musim tanam sebanyak tiga kali dalam setahun.

Dengan luas genangan mencapai 687 hektare, bendungan ini diharapkan membawa dampak positif yang besar bagi masyarakat Aceh. Terlebih lagi, proyek ini menyerap hampir 80 persen tenaga kerja dari masyarakat lokal.

“Sebagai BUMN konstruksi yang telah berpengalaman 64 tahun lebih membangun infrastruktur di Tanah Air, ke depannya Waskita akan terus mendukung program pemerintah sekaligus ekonomi kerakyatan. Komitmen ini menjadi cerminan konsistensi Perseroan dalam menghadirkan infrastruktur yang andal sekaligus menjawab kebutuhan pembangunan nasional,” tuturnya.

Sebagai tambahan informasi, sepanjang tahun 2024, Waskita Karya telah meresmikan empat bendungan, yaitu Karian, Margatiga, Leuwikeris, dan Temef. Saat ini, perusahaan juga tengah menggarap sejumlah proyek Sumber Daya Air lainnya seperti Bendungan Jragung, Mbay, Bener, serta Irigasi Belitang Lempuing.


Editor : Kurnia Illahi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network