Ciri khas lainnya rumah Krong Bade, jumlah tangga menuju ruang tamu berjumlah ganjil. Jumlah ini menandakan masyarakatnya religius yang selama ini Aceh diketahui sebagai pintuk masuk penyebaran Islam di Indonesia.
Rumah Krong Bade meski tidak menggunakan paku dan terbuat dari kayu namun bisa bertahan hingga ratusan tahun. Pengaruh keyakinan masyarakat Aceh terhadap arsitektur bangunan rumahnya dapat dilihat pada orientasi rumah yang selalu berbentuk memanjang dari timur ke barat, yaitu bagian depan menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang yang sakral berada di barat.
Arah Barat mencerminkan upaya masyarakat Aceh untuk membangun garis imajiner dengan Kakbah yang berada di Mekkah. Pada bagian depan rumah terdapat gentong air yang berfungsi untuk membasuh kaki sebelum memasuki rumah.
Rumah adat Aceh juga memiliki perbedaan, jika pemiliknya orang yang berkecukupan, ukiran atau ornamennya akan memiliki bentuk lebih rumit. Sedangkan jika pemilik rumah merupakan orang biasa, rumah Krong Bade cukup dibuat tanpa ukiran atau ornamen.
Di dalam Rumah Krong Bade selalu ada beberapa motif hiasan yang dipakai antara lain, motif atau ukiran-ukiran keagamaan yang diambil dari ayat-ayat Al-Quran.
Motif Flora seperti tumbuh-tumbuhan baik berbentuk daun, akar, batang, ataupun bunga-bungaan. Ragam hias ini biasanya terdapat pada rinyeuen (tangga), dinding, tulak angen, kindang, balok pada bagian kap dan jendela rumah.
Motif fauna, biasanya digunakan binatang-binatang yang sering dilihat dan disukai. Sementara motif alam digunakan oleh masyarakat Aceh di antaranya, langit dan awannya, langit dan bulan serta bintang dan laut. Motif lainnya, seperti rantee, lidah dan lain sebagainya.
Secara filosofi, rumah Krong Bade bukan sekadar tempat untuk berteduh, namun rumah adat Aceh merupakan bentuk dari keyakinan terhadap Tuhan YME dan adaptasi terhadap alam.
Melalui rumah adat Aceh ini, dapat dilihat budaya, pola hidup dan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat Aceh dari masa ke masa. Adat dari rumah adat Aceh ini sudah ada semenjak Raja Sultan Iskandar Muda berkuasa.
Penggunaan bahan materi bangunan yang diambil dari alam memliki makna, masyarakat Aceh mempunyai kehidupan yang dekat dengan alam. Pembuatan rumah Krong Bade tidak menggunakan paku. Hanya menggunakan tali untuk mengikat satu bahan bangunan dengan bahan bangunan yang lain.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait