Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Sangkakala dalam tiupan yang ketiga Allah memerintahkan (para malaikat) untuk meletakkan semua roh pada lubang-lubang sangkakala. Kemudian Malaikat Israfil melakukan tiupan padanya setelah semua jasad dan tubuh muncul dari kuburnya masing-masing dan dari tempat-tempatnya. Apabila tiupan dilakukan, maka beterbanganlah roh-roh itu; roh orang-orang mukmin berkilauan mengeluarkan cahaya terang, sedangkan roh orang-orang kafir gelap (hitam).
Lalu Allah Swt. berfirman, "Demi kebesaran dan Keagungan-Ku, sungguh setiap roh harus kembali ke jasadnya masing-masing." Maka roh-roh itu datang kepada jasadnya masing-masing dan merasuk ke dalam tubuhnya sebagaimana racun yang menjalar di tubuh orang yang terkena patukan hewan beracun. Kemudian mereka bangkit berdiri seraya menepiskan debu yang berasal dari kuburan mereka.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Ulama berbeda pendapat mengenai awal tanda-tanda kiamat kubra. Dalam hadits di atas disebutkan tanda-tanda kiamat kubra diawali dengan terbitnya matahari dari barat. Namun, dalam riwayat lain disebutkan tanda-tanda kiamat kubra diawali dengan keluarnya Dajjal dan turunnya Nabi Isa as.
Dari Huzaifah ibnul Yaman ra mengatakan bahwa Rasulullah Saw telah bersabda: "Sesungguhnya mula-mula pertanda (kiamat) ialah Dajjal, turunnya Isa Putra Maryam a.s., api yang keluar dari pedalaman Adn, yang tampak jelas; api itu menggiring manusia ke tempat Mahsyar dan ikut istirahat bersama mereka di tempat mereka beristirahat, dan munculnya Dukhan (kabut) Huzaifah ra. bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan Dukhan itu?"
Rasulullah Saw menjawab dengan membacakan firman-Nya: Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih (Ad-Dukhan: 10-11).
Hari Kiamat juga disebutkan dalam Surat Al Qiyamah ayat 1-15:
يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ (6) فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ (7) وَخَسَفَ الْقَمَرُ (8) وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ (9) يَقُولُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ (10) كَلَّا لَا وَزَرَ (11) إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ (12) يُنَبَّأُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ (13) بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ (14) وَلَوْ أَلْقَى مَعَاذِيرَهُ (15)
Artinya: Ia bertanya, "Bilakah hari kiamat itu?” Maka apabila mata terbelalak (ketakiitan) dan apabila bulan telah hilang cahayanya dan matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata, "Ke manakah tempat lari?” Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya". (QS. Al Qiyamah: 6-15).
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait