8 Warga Aceh Timur Kritis, Diduga Keracunan Udara Hasil Pencucian Sumur Gas Perusahaan
BANDA ACEH, iNews.id - Delapan warga Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh kritis. Diduga mereka keracunan akibat menghirup udara hasil pencucian sumur gas milik PT Medco EP Malaka di Indra Makmur.
"Hingga kini ada delapan orang yang kondisinya kritis. Mereka dirujuk ke RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur," kata Direktur RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur, Edy Gunawan, Jumat (9/4/2021).
Kedelapan pasien tersebut yakni Maryana yusuf (38), Uska anggrani (19), Idris Ismail (44) dan Hasanah (42). Selanjutnya Maulinda (14), Tiwaria (60) Supriati (33) dan Aminah (34).
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Timur, Sahminan mengatakan, pihaknya masih mendata warga yang mengalami keracunan. Baik yang dirawat di puskesmas maupun ke rumah sakit.
"Sedang kami data. Informasinya banyak warga yang tumbang akibat keracunan ini," kata Sahminan.
Sementara itu, Kapolres Aceh Timur, AKBP Eko Widiantoro saat melihat korban dirawat di RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur mengaku belum bisa memberikan tanggapan apa pun terkait penyebab peristiwa ini. Dia mengaku polisi tengah menyelidiki kejadian ini dengan mendatangi lokasi.
"Nanti aja, setelah kami melakukan penyelidikan ke lokasi," kata AKBP Eko Widiantoro.
Sementara itu, PT Medco E&P Malaka bersama instansi terkait fokus menangani dampak dari asap kegiatan flaring gas sumur Aleu Siwah-11 yang sedang dalam proses perawatan sumur.
“Perusahaan telah menghentikan aliran sumur setelah mendapatkan informasi adanya warga keracunan di Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur,” kata VP Relations & Security Medco E&P Indonesia, Arif Rinaldi.
Dia menjelaskan, saat ini perusahaan juga terus berkoordinasi dengan puskesmas, aparat desa dan keamanan setempat untuk menyalurkan bantuan logistik ke warga yang mengalami dampak dari aktivitas itu.
“Kami juga telah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan mohon dukungan masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan setempat dalam penanganan kejadian ini,” kata Arif Rinaldi.
Editor: Umaya Khusniah