get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Kurir Narkoba Asal Aceh Dituntut Hukuman Mati di Pengadilan Negeri Medan

Kisah Pergolakan Kerajaan Islam di Sumatera, Beda Aliran hingga Berebut Hasil Bumi Aceh

Minggu, 10 September 2023 - 06:15:00 WIB
Kisah Pergolakan Kerajaan Islam di Sumatera, Beda Aliran hingga Berebut Hasil Bumi Aceh
Kisah Pergolakan Kerajaan Islam di Sumatera, Beda Aliran hingga Berebut Hasil Bumi Aceh (foto: Dok BPN)

Sayid dinobatkan menjadi sultan Perlak dengan julukan Alaiddin Syah. Kesultanan Perlak, yang dipimpin oleh Arab peranakan Sayid Abdul Aziz, mendapat dukungan sepenuhnya dari para pedagang asing dari Arab, Mesir, Persi, dan Gujarat yang menganut aliran Syi'ah.

Kecuali kesultanan Perlak di pantai timur Sumatra bagian utara, masih ada kesultanan lain yang dipimpin oleh laksamana laut dari dinasti Fathimiah di Mesir, yakni kesultanan Pasai. Kesultanan Pasai terletak di muara sungai Pasai dan menjadi negara bawahan Mesir.

Perbedaan Mazhab

Kala itu Kerajaan Samudra Pasai konon merupakan penganut Islam mazhab atau aliran syi'ah tidak dikehendaki oleh dinasti baru di Mesir yang beragama Islam aliran Syafi'i. Di saat bersamaan muncullah sebuah dinasti baru bernama Dinasti Mamaluk. Dinasti Mamaluk ini mulai tahun 1285 sampai 1522. 

Pada hakikatnya, dinasti Mamaluk juga ingin menguasai perdagangan rempah-rempah di Malaka, seperti halnya dinasti Fathimiah. Pada tahun 1284, dinasti Mamaluk mengirim Syaikh Ismail ke pantai timur Sumatra bersama Fakir Muhammad, bekas ulama di pantai barat India, untuk menghilangkan pengaruh Syi'ah dan sekaligus mengambil alih kekuasaan dari penguasa pelabuhan Pasai. 

Di Samudera Pasai, mereka bertemu dengan Marah Silu, yang telah masuk dalam ketentaraan Pasai dengan nama Iskandar Malik. Syaikh Ismail berhasil membujuk Marah Silu, penguasa Kesultanan Samudra Pasai untuk memeluk agama Islam madzhab Syafi'i.

Pada waktu itu, Marah Silu konon telah pandai membaca koran dan sudah memeluk agama Islam aliran Syi'ah. Pengikut Marah Silu, yang bernama Seri Kaya dan Bawa Kaya, ikut masuk madzhab Syafi'i dan berganti nama Sidi Ali Chiatudin dan Sidi Ali Hasanuddin. Dengan bantuan dinasti Mamaluk di Mesir, Marah Silu ditabalkan menjadi sultan di Samudera oleh Syaikh Ismail dengan julukan Malikul Saleh. 

Negara Samudera merupakan negara tandingan kesultanan Pasai dan Perlak, yang menganut aliran Syi'ah. Samudera atau Pasai terletak di muara sungai Pasai di pantai timur Sumatra, menghadap ke selat Malaka.

Itulah kisah pergolakan Kerajaan Islam di Sumatera. Semoga informasinya bermafaat.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut