get app
inews
Aa Text
Read Next : 38 Nama Rumah Adat di Indonesia, Bukti Kekayaan Budaya dan Adat Istiadat

Rumah Adat Aceh Krong Bade, Struktur Panggung Sarat Nilai Religius

Sabtu, 26 Maret 2022 - 16:03:00 WIB
Rumah Adat Aceh Krong Bade, Struktur Panggung Sarat Nilai Religius
Rumah adat Aceh atau dikenal dengan nama rumah Krong Bade atau juga biasa disebut Rumoh Aceh. (Foto: kemdikbud.go.id).

JAKARTA, iNews.id - Rumah adat Aceh atau dikenal dengan nama rumah Krong Bade atau juga biasa disebut Rumoh Aceh. Bagi suku bangsa Aceh, segala sesuatu yang akan mereka lakukan, selalu berlandaskan kitab adat. Kitab adat tersebut dikenal dengan Meukeuta Alam. Salah satu isi di dalam terdapat tentang pendirian rumah. 

Rumah adat Aceh memiliki ciri khas.

Dilansir dari sejumlah sumber, ciri khas rumah adat Aceh memiliki struktur panggung dengan tinggi tiang 2,5-3 meter dari permukaan tanah. Keseluruhan rumah ini dibuat dari bahan kayu, kecuali atapnya yang terbuat dari bahan daun rumbia atau daun enau dianyam.

Selain itu lantainya juga dibuat dari bambu. Pada rumah adat Aceh terdapat ruang bawah karena strukturnya berbentuk panggung. Pada bagian ruang bawah biasa dimanfaatkan oleh pemiliknya untuk menyimpan bahan pangan atau hasil panen.

Ruang bawah ini juga menjadi tempat penyimpanan alat penumbuk padi dan biasa digunakan sebagai tempat para perempuan melakukan kegiatan, seperti menenun kain.

Rumah Krong Bade memiliki tiga bagian utama dan satu bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh, yaitu seuramoe keue (serambi depan), seuramoe teungoh (serambi tengah) dan seuramoe likot (serambi belakang). 

Sedangkan satu bagian tambahannya, yaitu rumoh dapu (rumah dapur). Selain itu pada atap rumah juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan pusaka keluarga.

Serambi depan berfungsi sebagai ruang santai, bisa dipakai untuk beristirahat bagi anggota keluarga. Serambi depan juga bisa dipakai untuk menerima tamu.

Serambi tengah atau biasa disebut sebagai seuramoe teungoh merupakan ruangan inti dari rumah Krong Bade. Ruangan ini juga dikenal sebagai rumah inong yang memiliki beberapa kamar di sisi kiri dan sisi kanan.

Ruang ini khusus untuk anggota keluarga, tidak boleh dimasuki oleh tamu. Umumnya, ruang tengah ini dipakai sebagai ruang tidur kepala keluarga.

Selain itu, serambi tengah juga biasa dipakai untuk acara khusus keluarga, seperti pernikahan, sebagai ruang tidur pengantin serta digunakan juga untuk acara kematian sebagai ruang pemandian jenazah.

Serambi belakang atau yang biasa disebut sebagai seurameo likot merupakan tempat santai bagi keluarga dan berfungsi sebagai dapur.

Ciri khas lainnya rumah Krong Bade, jumlah tangga menuju ruang tamu berjumlah ganjil. Jumlah ini menandakan masyarakatnya religius yang selama ini Aceh diketahui sebagai pintuk masuk penyebaran Islam di Indonesia.

Rumah Krong Bade meski tidak menggunakan paku dan terbuat dari kayu namun bisa bertahan hingga ratusan tahun. Pengaruh keyakinan masyarakat Aceh terhadap arsitektur bangunan rumahnya dapat dilihat pada orientasi rumah yang selalu berbentuk memanjang dari timur ke barat, yaitu bagian depan menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang yang sakral berada di barat. 

Arah Barat mencerminkan upaya masyarakat Aceh untuk membangun garis imajiner dengan Kakbah yang berada di Mekkah.  Pada bagian depan rumah terdapat gentong air yang berfungsi untuk membasuh kaki sebelum memasuki rumah.

Rumah adat Aceh juga memiliki perbedaan, jika pemiliknya orang yang berkecukupan, ukiran atau ornamennya akan memiliki bentuk lebih rumit. Sedangkan jika pemilik rumah merupakan orang biasa, rumah Krong Bade cukup dibuat tanpa ukiran atau ornamen.

Di dalam Rumah Krong Bade selalu ada beberapa motif hiasan yang dipakai antara lain, motif atau ukiran-ukiran keagamaan yang diambil dari ayat-ayat Al-Quran.

Motif Flora seperti tumbuh-tumbuhan baik berbentuk daun, akar, batang, ataupun bunga-bungaan. Ragam hias ini biasanya terdapat pada rinyeuen (tangga), dinding, tulak angen, kindang, balok pada bagian kap dan jendela rumah.

Motif fauna, biasanya digunakan binatang-binatang yang sering dilihat dan disukai. Sementara motif alam digunakan oleh masyarakat Aceh di antaranya, langit dan awannya, langit dan bulan serta bintang dan laut. Motif lainnya, seperti rantee, lidah dan lain sebagainya.

Secara filosofi, rumah Krong Bade bukan sekadar tempat untuk berteduh, namun rumah adat Aceh  merupakan bentuk dari  keyakinan terhadap Tuhan YME dan adaptasi terhadap alam.  

Melalui rumah adat Aceh ini, dapat dilihat budaya, pola hidup dan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat Aceh dari masa ke masa. Adat dari rumah adat Aceh ini sudah ada semenjak Raja Sultan Iskandar Muda berkuasa.

Penggunaan bahan materi bangunan yang diambil dari alam memliki makna, masyarakat Aceh mempunyai kehidupan yang dekat dengan alam. Pembuatan rumah Krong Bade tidak menggunakan paku. Hanya menggunakan tali untuk mengikat satu bahan bangunan dengan bahan bangunan yang lain. 

Editor: Kurnia Illahi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut