LHOKSEUMAWE, iNews.id - Ratusan imigran Rohingya kabur atau melarikan diri dari lokasi penampungan. Mereka telah ditampung sejak pertengahan Juni 2020 di Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Meunasah Mee Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Aceh.
Public Information Officer United Nations Hight Commissioner for Refugees (UNHCR) Mitra Suryono mengatakan, selama ini secara rutin bersama tim di lapangan terus menghitung jumlah pengungsi Rohingya.
"Tim kami di lapangan menghitung secara rutin dan terakhir pada 8 Januari lalu. Saat itu terhitung jumlah pengungsi Rohingya sebanyak 103 orang," ujar Suryono, Selasa (12/1/2021).
Sebelumnya, 99 imigran etnis Rohingya, Myanmar, mendarat di Pantai Lancok, Kota Lhokseumawe pada 25 Juni 2020. Kemudian pada 27 September 2020, kembali mendarat 297 imigran Rohingya di Pantai Ujong Blang, Lhokseumawe.
Jumlah keseluruhan imigran Rohingya tersebut sebanyak 396 orang. Mereka ditampung di BLK di Desa Meunasah Mee Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe.
Selanjutnya, jumlah imigran Rohingya menjadi 352 setelah beberapa orang kabur dari penampungan. Lalu Pemkot Lhokseumawe pun menyerahkan imigran tersebut kepada UNHCR.
Setelah serah terima kepada UNHCR pada 4 Desember 2020. Ada 249 pengungsi di BLK Lhokseumawe yang melarikan diri sehingga saat ini hanya tersisa 103 orang.
Suryono mengungkapkan, pengungsi Rohingya merupakan orang-orang yang meninggalkan negaranya menghindari penganiayaan. Mereka kalangan anak-anak, laki-laki dan perempuan.
"Pengungsi Rohingya ini etnis minoritas yang paling teraniaya di dunia. Banyak di antara mereka berupaya mencari masa depan lebih baik bagi dirinya dan keluarga mereka," kata Suryono.
Menurutnya, tim UNHCR terus berupaya meningkatkan kesadaran para imigram akan bahaya dan risiko dari aktivitas penyelundupan dan perdagangan manusia.
"Upaya ini untuk mencegah mereka kabur dari penampungan. Selain itu, kami juga memiliki tim penjaga yang menangani keamanan di lokasi tinggal para pengungsi," ujarnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait