Pahlawan nasional dari Aceh, Cut Nyak Dhien (laman kemsos.go.id)

Teuku Nyak Arif

Teuku Nyak Arif merupakan anak dari seorang Ulee Balang Panglima Sagi XXVI mukim. Ia lahir pada tanggal 17 Juli 1899 di Ulee Lheue 5 km dari Banda Aceh. Teuku Nyak Arif telah dikenal sebagai sosok yang pandai ketika masa kecilnya. Menginjak masa remaja rasa nasionalismenya kian meninggi. 

Pada 16 Mei 1927 Teuku Nyak Arif diangkat menjadi anggota Dewan Rakyat (Volksraad), di samping tetap menjabat sebagai Panglima Sagi XXVI mukim. 

Hal ini kemudian digunakan oleh Teuku Nyak Arif untuk mengkritik pemerintah Belanda. Hal yang sama pun dilakukannya ketika Jepang mulai memasuki Indonesia. Sikap berani yang ditunjukkan oleh Teuku Nyak Arif membuat sosoknya menjadi tokoh yang diperhatikan oleh Jepang. 

Pada Oktober 1945 Teuku Nyak Arif membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API). Aktivitas yang padat kemudian membuatnya jatuh sakit. 

Pada 4 Mei 1946 ia pun meninggal dunia dan dimakamkan di Desa Lamreung, Aceh Besar. Teuku Nyak Arif kemudian ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 071/TK/1974 pada 9 November 1974.

Teuku Muhammad Hasan

Pahlawan Nasional dari  Aceh selanjutnya, yaitu Teuku Muhammad Hasan. Beliau diangkat sebagai pahlawan nasional pada tahun 2006 oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pengangkatannya itu tertulis pada Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 085/TK/Tahun 2006 pada 3 November 2006.

Teuku Muhammad Hasan lahir di Pidie, Aceh pada  4 April 1906. Dia menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai oleh Soekarno. Dia juga pernah menjadi Gubernur Wilayah Sumatera pertama setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945. Teuku Muhammad Hasan meninggal di Jakarta pada tanggal 21 September 1997.

Teuku Umar

Teuku Umar lahir di Meulaboh, Aceh pada 1854. Teuku Umar diberi gelar pahlawan nasional lewat Surat Keputusan No. 087/TK/1973 pada tanggal 6 November 1973. Ketika perang Aceh meletus pada tahun 1873 Teuku Umar ikut serta berjuang bersama pejuang-pejuang Aceh lainnya. Saat itu usianya baru menginjak 19 tahun.  Pada usia 20 tahun, beliau menikah dengan Cut Nyak Dhien. 

Teuku Umar pernah berpura-pura bekerja sama dengan Belanda. Hal ini merupakan taktik yang beliau gunakan untuk mendapatkan senjata dan uang yang akan dibagikan kepada para pejuang lainnya. 

Teuku Umar gugur pada 11 Februari 1899 saat  melawan pasukan Belanda yang dipimpin Van Heutsz di Suak Ujong Kalak, Meulaboh. Jenazahnya dimakamkan di Mesjid Kampung Mugo di Hulu Sungai Meulaboh. Untuk mengenang jasa beliau, nama Teuku Umar diabadikan sebagai nama jalan di sejumlah daerah di Indonesia. Ada pula salah satu kapal perang TNI AL yang diberi nama KRI Teuku Umar (385).

Teungku Chik Ditiro

Teungku Chik Ditiro Muhammad Saman merupakan salah satu pahlawan nasional dari Aceh selanjutnya. Beliau lahir di Dayah Jrueng kenegerian Cumbok Lam Lo, Tiro, Pidie, pada 1 Januari 1836. 

Teungku Chik Ditiro diberi gelar pahlawan nasional lewat Surat Keputusan (SK) No. 087/TK/1973 pada 6 November 1973. Selain ulama, dia merupakan Panglima besar perang Aceh. Dia menjadi pemimpin perang ketika perlawanan terhadap Belanda mulai menyurut pada tahun 1881. 

Teungku Chik Ditiro meninggal pada 1891 karena diracun oleh seorang perempuan Aceh. Racun itu dicampurkan ke makanan yang beliau makan. Dia kemudian dimakamkan di Desa Meureu, Indrapuri.


Editor : Kurnia Illahi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network