Dia menambahkan sejak dulu kawasan Kajhu memang terkenal sebagai tempat kediaman para keluarga raja, meliputi Tuanku Hasyim Banta Muda (1848-1897), Wali Sultan Muhammad Dawod Syah dan Panglima Perang Aceh yang melawan Van Swieten juga dilahirkan disini.
“Kawasan ini juga dikenal sebagai tempat berdiam Wazir Sultan Panglima Paduka Sinara yang juga Ulebalang Pulau Weh,” katanya.
Selanjutnya, terdapat juga beberapa Ulebalang lain yang terkenal seperti Teuku Paya Ulebalang Mukim Paya dan Lambada yang merupakan anggota dewan delapan yaitu delapan pembesar Aceh yang melakukan lobi melawan Belanda di Penang.
“Kami tidak menolak pembangunan jalan tol di Aceh, tapi bagaimana mensiastinya. Contohnya mungkin digeser pintu tol sehingga tidak mengenai makam itu sendiri. Harapan kami batu nisan itu harus diposisi semula. Dan yang digeser itu pembangunanya bukan makamnya,” katanya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait