Surat Yasin ayat 5-6 Arab, Latin, dan Artinya (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id - Kandungan surat Yasin ayat 5-6 tentang diutusnya Nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT patut untuk disimak. Surat Yasin Ayat 5-6 Tentang Diutusnya Nabi Muhammad SAW patut untuk disimak. Surat Yasin termasuk surat Makkiyah yang sering dianggap sebagai jantungnya Al Quran.

Sebab, kandungan surat Yasin dianggap memuat intisari dari seluruh isi Al Qur'an. Terdiri dari 83 ayat, Surat Yasin merupakan surah ke-36 yang dianjurkan untuk diamalkan.

Hal itu sebagaimana disampaikan Rasulullah dalam sebuah hadits berikut:

"Sesungguhnya segala sesuatu itu ada jantungnya, dan jantung Al-Qur’an adalah Yasin. Aku ingin surah Yasin itu ada dihati setiap umatku." (HR. al-Bazzar).

Surat Yasin ayat 5-6 Arab, Latin, dan Artinya

Melansir dari Sindonews, Surat Yasin ayat 5-6 menegaskan bahwa diutusnya Nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT adalah sebagai pemberi peringatan kepada umat manusia.

Diutusnya Nabi Muhammad SAW menandai berakhirnya masa fatrah. Masa fatrah adalah masa di mana tidak ada (kosong) kehadiran nabi.

Allah SWT berfirman:

تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ

Latin: Tanzīlal-'azīzir-raḥīm

Litunżira qaumam mā unżira ābā`uhum fa hum gāfilụn

Artinya: (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang, agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai. (QS Yasin : 5-6)

Tafsir Kata Tanzil  di Ayat 5

Menukil laman Tafsir Alquran, kata tanzil adalah masdar dari nazzala-yunazzilu yang artinya menurunkan. Lalu apa maksud dari diturunkan pada ayat ini? Setidaknya ada tiga aspek makna yang bisa digunakan. 

Pertama, menurut al-Shabuni, Quraish Shihab, dan mayoritas ulama tafsir, memahami bahwa yang diturunkan adalah Al-Quran, ini merujuk kepada ayat ke-2 surat Yasin.

Pada ayat sebelumnya itu Allah menegaskan kedudukan Al-Qur'an sebagai kitab suci yang diturunkan kepada nabi yang ummi, yakni Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur'an bukanlah karangan manusia.

Penegasan semacam ini juga bisa dilihat dalam ayat-ayat lain, di antaranya dalam QS As-Syu’ara ayat 192, As-Sajdah ayat 2, Az-Zumar ayat 1, dan Al-Ghafir ayat 2.

Bahkan Allah menantang mereka yang meragukan dan beranggapan bahwa Al-Qur'an adalah karangan manusia agar membuat Al-Qur'an semisalnya. Allah berfirman:

وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (QS. Al-Baqarah [2]: 23)

Kedua, kata tanzil dimaknai dengan irsal, yakni diutusnya Nabi Muhammad SAW merujuk pada ayat ke-3 dalam surah ini. Di antara mufassir yang berpendapat demikian di antaranya adalah at-Thabari dan al-Qurthubi.

Sedangkan makna yang ketiga, adalah semua aspek dalam agama Islam itu sendiri. Merujuk pada kata shirath al-Mustaqim pada ayat 4, adapun mufassir yang berpendapat demikian adalah Ibnu Katsir dan al-Maraghi.


Editor : Komaruddin Bagja

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network