Deretan Kerajaan Islam di Indonesia
3. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai adalah Kerajaan Islam yang terletak di Aceh. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada 1267 Masehi. Usai masuk Islam, Meurah Silu berganti nama menjadi Malik Al Saleh.
Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan pada pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az Zahir atau Sultan Malik Al Tahir II periode 1326-1345 Masehi. Saat itu, Kerajaan Samudera Pasai berkembang menjadi pusat perdagangan internasional.
Tak hanya itu, pada masa kejayaannya, Kerajaan Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang tersebut digunakan secara resmi di kerajaan. Kerajaan Samudera Pasai juga menjadi pusat perkembangan agama Islam. Bukti arkeologis Kerajaan Samudera Pasai ditemukan di makam-makam Raja Pasai di Kampung Gedong, Aceh Utara.
4. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo merupakan kerajaan Islam di Sulawesi Selatan. Pada abad ke-15, kerajaan dibagi menjadi dua, yakni Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo. Pada masa kepemimpinan Raja Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi Kallona, Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo bersatu.
Sejak saat itu, kerajaan disebut sebagai Kerajaan Gowa-Tallo atau Kerajaan Makassar. Kerajaan Gowa-Tallo memasuki masa Islam pada akhir abad ke-16 dan berubah menjadi kesultanan. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin yang dijuluki Ayam Jantan dari Timur.
Di bawah kekuasaan Sultan Hasanuddin, kerajaan menjadi pusat perdagangan. Kerajaan Gowa-Tallo memproklamirkan sebagai kerajaan maritim yang mempunyai armada perang yang tangguh serta kerajaan terkuat di wilayah Indonesia Timur. Perang yang terjadi antara Kerajaan Gowa-Tallo dan VOC mengakibatkan kerugian di kedua belah pihak. Pada 1 Juni 1969, Sultan Hasanuddin bersumpah tidak mau kerja sama dengan Belanda dan meletakkan jabatannya sebagai Raja Gowa ke-16.
5. Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan Islam di Jawa Barat. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-15 Masehi. Kerajaan Cirebon pernah menjadi pangkalan penting dalam jalur perdagangan serta pelayaran. Hal ini lantaran Cirebon berada di pantai utara Jawa yang berbatasan dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Pendiri Kerajaan Cirebon adalah Raden Walangsungsang. Raden Walangsungsang aktif menyebarkan agama Islam kepada warga Cirebon. Puncak kejayaan Kerajaan Cirebon ada pada masa pemerintahan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati pada periode 1479-1568 Masehi.
Di masa kepemimpinannya, Kerajaan Cirebon mengalami perkembangan di bidang agama, ekonomi, hingga politik. Keruntuhan Kerajaan Cirebon terjadi pada pemerintahan Panembahan Ratu II atau Pangeran Rasmi, yang dimulai pada 1666. Peninggalan Kerajaan Cirebon meliputi Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, hingga Masjid Agung Cirebon.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto