Deretan Ragam Bahasa Daerah yang Dipakai di Provinsi Aceh

BANDA ACEH, iNews.id - Ragam bahasa daerah Aceh ini harus kamu ketahu. Bahas ini bisa kamu pelajari dan terapkan jika sedang merantau atau pun berlibur di provinsi Serambi Mekkah.
Dilansir dari laman Kemdikbud, Minggu (2/4/2023), Provinsi Aceh memiliki 13 suku. Uniknya, masing-masing suku memiliki bahasa daerah sendiri. Hal ini menjadikan bahasa daerah di Aceh beragam. Mulai dari bahasa Aceh, bahasa Gayo, hingga bahasa Tamiang.
Bahasa Aceh menjadi bahasa yang digunakan masyarakat bumi Serambi Mekkah untuk berkomunikasi sehari-hari. Bahasa ini paling banyak digunakan ketimbang bahasa daerah yang lain.
Hampir seluruh masyarakat di kota dan kabupaten Aceh menggunakan Bahasa Aceh. Meski begitu, bahasa Aceh dimengerti oleh suku lainnya yang ada di Aceh, lantaran bahasa ini menjadi lambang kebanggaan masyarakat Aceh.
Bahasa Singkil paling banyak digunakan untuk berkomunikasi antar masyarakat di Kabupaten Aceh Singkil.
Bahasa Singkil hampir mirip dengan bahasa Pakpak. Bahasa Pakpak sendiri merupakan bahasa di Sumutera Utara (Sumut).
Bahasa Singkil bisa dikatakan campuran dari bahasa Pakpak. Percampuran ini lantaran wilayah geografis Aceh Singkil berada di perbatasan Sumut.
Bahasa Gayo merupakan bahasa dari rumpun Austronesia. Bahasa ini banyak dituturkan oleh Suku Gayo. Domenyk Eades dalam bukunya A Grammar of Gayo: A Language of Aceh, Sumatra menyebut jika Bahasa Gayo masuk dalam rumpun bahasa Melayo-Polinesia.
Bahasa Gayo juga dipakai oleh warga Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues.
Bahasa Gayo juga memiliki beberapa perbedaan dialek dan kosakata sehingga membedakannya. Beberapa di antaranya yakni Gayo Deret, Gayo Lut, Gayo Lues,Kalul, dan Lokop.
Bahasa Temiang adalah bahasa yang digunakan masyarakat Aceh Temiang. Bahasa ini sangat kental dengan dialek bahasa Melayu.
Bahasa Temiang dibagi menjadi dua yakni Temiang Hulu dan Temiang Hilir. Perbedaannya yakni Temiang Hulu selalu diakhiri dengan huruf O ketika berbicara, salah satu contohnya Kemano.
Sementara untuk Suku Temiang Hilir diakhiri dengan huruf E, missalnya kemane.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto