Gajah Liar Mati di Bener Meriah, Diduga Keracunan Pupuk

BANDA ACEH, iNews.id - Gajah yang mati di Blang Rakal, Kabupaten Bener Meriah diduga akibat keracunan pupuk. Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melakukan nekropsi atau bedah badai guna mencari tahu penyebab kematian gajah.
"Dari hasil nekropsi dilakukan secara makroskopis atau tanpa mikroskop, dugaan sementara kematian akibat keracunan pupuk," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto, Kamis (14/1/2021).
Sebelumnya, seekor gajah liar ditemukan mati di alur sungai sekitar perkebunan masyarakat di Dusun Timbang Rasa, Desa Blang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Selasa (12/1/2021). Gajah betina tersebut berumur sekitar 10 tahun.
Tim BKSDA Aceh bersama mitra sudah melakukan nekropsi atau bedah badai guna mencari tahu penyebab kematian gajah malang tersebut.
"Dari hasil nekropsi, gajah betina tersebut bunting. Terlihat perubahan usus hemoragi, jantung hancur, dan lidah membiru. Tidak ditemukan adanya bekas kekerasan fisik, baik luka tembak, sayak, tusuk, dan bakar," kata Agus Arianto.
Selain itu, dari hasil pemeriksaan di sekitar lokasi gajah mati tersebut ditemukan sebuah gubuk dengan kondisi rusak. Di sekitar gubuk ditemukan ceceran pupuk.
"Untuk memastikan penyebab kematian gajah tersebut, tim mengirim sampel organ seperti hati, limpa, paru-paru, usus, lambung, lidah, dan feses ke laboratorium forensik," kata Agus.
"Kami juga berkoordinasi dengan Polres Bener Meriah untuk penyelidikan ada tidaknya unsur tindak pidana dalam kematian gajah tersebut," kata Agus Arianto.
Agus Arianto menegaskan gajah sumatera merupakan satwa liar yang dilindungi. Berdasarkan data organisasi konservasi alam dunia, IUCN, gajah sumatra hanya ditemukan di Pulau Sumatra. Satwa tersebut masuk spesies terancam kritis dan berisiko tinggi untuk punah di alam liar.
Oleh karena itu, BKSDA Aceh mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam khususnya satwa liar gajah sumatera dengan cara tidak merusak hutan yang merupakan habitatnya.
"Kerusakan habitat gajah dapat menimbulkan konflik dengan manusia. Konflik ini bisa menimbulkan kerugian ekonomi dan korban jiwa bagi manusia maupun keberlangsungan hidup satwa dilindungi tersebut," kata Agus Arianto.
Editor: Umaya Khusniah