Momen Prabowo Angkat Jempol untuk Gubernur Aceh Mualem di Tamiang

ACEH TAMIANG, iNews.id - Momen penuh makna terjadi di tengah hiruk-pikuk kedatangan Presiden Prabowo Subianto ke Posko Pengungsian Jembatan Aceh Tamiang, Jumat (12/12/2025). Prabowo memberikan isyarat sederhana berupa jempol kepada Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem.

Saat berdiri di atas rooftop mobil Maung, Prabowo terus menyambut warga yang berebut ingin berjabat tangan setelah mengunjungi pengungsian. 

Baca Juga

Datangi Posko Pengungsian Banjir di Aceh, Prabowo: Kita Siapkan Rencana Ganti Semua Rumah

Di tengah hiruk-pikuk itu, Prabowo tiba-tiba mengarahkan pandangan ke satu sosok yang berdiri tak jauh dari kerumunan warga tepat di samping mobilnya.

Dia mengangkat jempolnya, tegas, hangat, dan penuh penghargaan tepat kepada Mualem. Momen itu singkat, tetapi menyimpan pesan yang dalam, pengakuan dan penghormatan seorang presiden kepada pemimpin daerah yang berdiri di garis depan bersama rakyatnya. Sebuah pesan kuat ketika pemimpin saling menghormati, rakyatlah yang merasakan manfaatnya.

Baca Juga

Momen Prabowo Salat Jumat Bareng Pengungsi di Aceh, Khatib Serukan Sabar Hadapi Musibah

Diketahui hubungan Prabowo dan Mualem sering digambarkan unik, Mereka pernah berhadapan di masa lalu namun saat ini tak ada jarak di antara keduanya, mereka mengabdi untuk rakyat dan bangsa Indonesia.

Di masa krisis, keduanya hadir sebagai dua pemimpin yang memikul beban yang bersama, menyelamatkan rakyat Aceh.

Mualem sejak awal bencana turun langsung ke lapangan, memeriksa distribusi bantuan dari pemerintah pusat, memastikan satu per satu warganya tidak terlewatkan. Ia tidak meninggalkan posko, tidak mengambil jarak dan berdiri bersama rakyatnya, basah, kotor, dan lelah bersama mereka.

Jempol yang diangkat Prabowo bukan sekadar isyarat. Itu adalah penghargaan atas kerja nyata, yang dilakukan Mualem untuk Aceh.

Sejak banjir dan longsor melanda Sumatra, banyak pihak turun tangan. TNI, Polri, relawan, pemerintah daerah, kementerian, hingga berbagai organisasi kemanusiaan.

Editor: Kastolani Marzuki