get app
inews
Aa Text
Read Next : Optimalisasi Irigasi dan Pengendalian Banjir Pidie, Proyek Bendung Pengarah Rukoh Digenjot

Sedih, Bayi Gajah yang Sempat Terjebak Lumpur di Pidie Beberapa Waktu Lalu Mati 

Jumat, 05 Maret 2021 - 13:36:00 WIB
Sedih, Bayi Gajah yang Sempat Terjebak Lumpur di Pidie Beberapa Waktu Lalu Mati 
Kondisi bayi gajah yang terjebak kubangan lumpur di Pidie, Aceh, buruk. (Foto: iNews/Jamal Pangwa)

BANDA ACEH, iNews.id - Bayi gajah Sumatera (elephas maximus sumatramus) yang terjebak lumpur beberapa waktu lalu mati. Sebelumnya, dia sempat menjalani perawatan intensif di Pusat Konservasi Gajah (PKG) di Kabupaten Aceh Besar.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan, Agus Arianto mengatakan, bayi gajah betina tersebut sebelumnya sempat membaik. Sayang kondisinya kembali memburuk beberapa hari terakhir hingga akhirnya mati.

"Kematian bayi gajah betina itu terjadi pada Rabu (3/3/2021) pukul 06.00 WIB. Bayi gajah yang diberi nama Inong itu sedang dalam perawatan intensif. Kondisi satwa tersebut kembali menurun sejak tanggal 1-2 Maret lalu," kata Agus Arianto.

Hasil nekropsi atau bedah bangkai oleh tim medis BKSDA Aceh menemukan jika organ jantung mengeras di bagian otot. Dinding atrium kiri menebal, sehingga menyebabkan penyempitan yang mengakibatkan kesulitan memompa darah.

Selain itu, bayi gajah ini juga mengalami gangguan sistem pencernaan, karena ditemukan hemoragi pada penggantung usus. Selain itu juga ditemukan abnormalitas pada tulang kaki dan persendian kaki depan karena dislokasi.

Sebelumnya, BKSDA Aceh bekerja sama dengan mitra mengevakuasi satu individu bayi gajah Sumatera yang terjebak di kubangan lumpur di Kecamatan Tiro, Kabupaten Pidie. Evakuasi dilakukan setelah masyarakat mengeluarkan bayi gajah tersebut dari kubangan lumpur di Desa Panton Bunot.

"Bayi gajah tersebut diperkirakan terjebak di kubangan lumpur sudah berhari-hari. Kemudian, masyarakat berhasil mengeluarkannya dari kubangan dan menginformasikannya kepada kami," kata Agus Arianto.

Dari informasi tersebut, BKSDA menurunkan tim terdiri dari dokter hewan, Pusat Kajian Satwa Liar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan Pusat Konservasi Gajah (PKG) Saree, Aceh Besar.

"Kondisi bayi gajah saat penanganan tim sangat lemah dan kritis. Bayi gajah tersebut berkelamin betina, usia diperkirakan sekitar tiga minggu dengan berat sekitar 85 kilogram," kata Agus.

Selanjutnya, bayi gajah tersebut dievakuasi ke PKG Saree untuk penanganan lebih lanjut. Sebab, berdasarkan pemeriksaan awal tim medis, kondisi bayi gajah tersebut lemah dan kritis.

Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut, diketahui kaki kiri depan bayi gajah mengalami dislokasi. Kedua kaki belakang mengalami paralisa atau kelumpuhan, sehingga bayi gajah tersebut tidak bisa berdiri.

Tim medis memberikan perawatan khusus membantu mengurangi rasa sakit, pengobatan luka infeksi, hingga melatih untuk merangsang otot-otot serta syaraf bayi gajah dengan menggunakan alat bantu topang. Selain itu,  juga pemberian asupan nutrisi berupa susu formula sebagai pengganti air susuk induk yang diberikan menggunakan selang infus.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada tim medis dan PKSL Universitas Syiah Kuala yang telah memberikan upaya maksimal dalam perawatan bayi gajah yang diberi nama Inong itu. Kami juga berterima kasih kepada Camat Tiro dan masyarakat Panton Bunot, serta pihak terkait yang telah menyelamatkan bayi gajah Sumatera tersebut," ucapnya.

Agus menegaskan gajah Sumatera merupakan satwa liar yang dilindungi. Berdasarkan data organisasi konservasi alam dunia, IUCN, gajah Sumatera hanya ditemukan di Pulau Sumatera.

"Satwa tersebut masuk spesies terancam kritis dan berisiko tinggi untuk punah di alam liar. Kami mengajak masyarakat bersama-sama menjaga kelestarian gajah Sumatera," kata Agus Arianto.

Editor: Umaya Khusniah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut