BANDA ACEH, iNews.id – Pengosongan paksa delapan rumah dinas dosen Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh oleh petugas gabungan Satpol PP menyisakan getir bagi para penghuninya.
Mereka yang sebagian besar sudah berusia lanjut bingung mencari tempat tinggal sementara. Mereka kecewa kepada pihak rektorat yang dinilai kurang manusiawi dan melanggar hukum. Sebab, penggusuran dilakukan tanpa ada surat pemberitahuan dan putusan eksekusi dari pengadilan.
Dosen Fakultas Ekonomi USK, Profesor Arahman Lubis mengaku sudah 41 tahun mengabdi di USK. Kini, dia dan keluarganya hanya bisa pasrah dan bersabar setelah terusir dari rumah dinas yang selama ini ditempatinya.
“Sangat disayangkan dengan penggusuran paksa ini, karena para penghuni rumah dinas dosen USK tersebut umumnya orang tua dan janda. Saya sendiri bingung belum tahu akan pindah ke mana,” katanya, Selasa (2/11/2021).
Pengosongan rumah dinas dosen yang berlangsung Senin (1/11/2021) tersebut sempat diwarnai kerciuhan antara petugas dengan para penghuni rumah dinas tersebut.
Meski demikian, penggusuran tetap berjalan. Petugas mengeluarkan seluruh barang harta benda milik para dosen dan pendiri kampus USK tersebut.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait