Pada bagian atas, Meukeutop dihiasi dengan Tampoek yang terbuat dari emas atau perak sepuh emas. Terkadang ada permata-permata kecil yang diselipkan diantara hiasan emas atau perak tersebut.
Bagian depan Meukeutop dibalut dengan kain tenun tradisional Aceh yang kemudian balutan kain tersebut disebut Ija Teungkulok. Kain tenun tersebut dihiasi dengan sulaman emas atau perak dengan salah satu ujung kainnya dibentuk mencuat ke atas.
e. Rencong
Tidak berbeda jauh dengan pakaian adat dari wilayah lainnya, pakaian adat laki-laki kurang sempurna jika tak dilengkapi dengan senjata tradisional. Pakaian adat Aceh untuk laki-laki dilengkapi dengan Rencong. Umumnya, Rencong diselipkan pada lipatan sarung yang melilit pinggang. Bagian gagang diatur sedemikian rupa hingga keluar.
Rencong merupakan simbol bagi rakyat Aceh tentang keberanian, identitas diri, dan ketangguhan. Rencong memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Rencong milik sultan terbuat dari emas dan terdapat ukiran berupa ayat-ayat suci Al Quran pada matanya. Sementara rencong selain untuk sultan terbuat dari kuningan, perak, besi putih, gading, dan kayu.
Rakyat Aceh meyakini bahwa rencong memiliki bentuk yang mewakili kalimat Bismillahirrahmanirrahim dalam agama Islam. Hal ini sebagai doa dan menambah keyakinan agar menggunakan rencong dengan baik dan percaya diri.
Penggunaan rencong dahulu sangat familiar dalam budaya Aceh. Maka tidak heran jika Aceh juga disebut sebagai tanah Rencong. Namun penggunaan rencong saat ini terbatas untuk acara-acara tertentu saja karena sudah tidak berada dalam kondisi perang.
f. Siwah
Selain Rencong, senjata tradisional Aceh lainnya adalah Siwah. Bentuknya hampir mirip dengan Rencong, namun lebih panjang, lebih besar, dan lebih mewah bahan pembuatannya dibandingkan dengan Rencong. Kalian akan selalu menemukan adanya permata-permata yang menghiasi gagang Siwah sehingga tampak berkilau.
Dalam acara-acara besar, Siwah lebih direkomendasikan karena menunjukkan kebesaran orang Aceh, karena fungsi utamanya sebagai perhiasan dan senjata. Sementara Rencong lebih menunjukkan kepahlawanan.
Gagang Siwah terbuat dari kayu pilihan dengan kualitas yang bagus, perak, atau bahkan emas. Gagang tersebut dihiasi dengan ukiran tradisional Aceh atau motif pucuk rebung. Mata Siwah terbuat dari besi bekas pedang kuno atau besi putih. Tangkup gagangnya diberi tangkuban emas atau perak yang tidak lupa diberi hiasan permata. Sementara sarung Siwah terbuat dari gading, perak, atau emas yang dihiasi dengan ukiran motif tumbuhan menjalar.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait