7 Pertempuran Laut Mematikan, Nomor 4 Adu Tembakan Meriam Selama 6 Jam

JAKARTA, iNews.id - Cita-cita untuk menegakkan kembali kedaulatan negara di laut terwujud ketika Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dikumandangkan. Para pejuang bahari di Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut sebagai embrio kekuatan pertahanan maritim berhasil merintis pembentukan Corps Armada yang menjadi unsur inti dari Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) kini bertransformasi menjadi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 mengokohkan tekad dan semangat Jalasena Kusuma Bangsa untuk menegakkan kedaulatan wilayah dan hukum di laut. Semangat itu tertanam kuat dalam jiwa prajurit matra laut, meski terkendala sumber daya yang sangat terbatas di tengah-tengah sengitnya perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Saat itu, sebagai garda laut nasional Angkatan Laut mengemban tugas yang tidak ringan. Selain pertahanan, Angkatan Laut saat itu juga mengemban tugas menyebarluaskan berita proklamasi dan melaksanakan ekspedisi lintas laut untuk membangun kekuatan bersenjata di Jawa dan Sumatera.
Dalam misinya, ALRI harus bertempur menghadapi kekuatan Angkatan Laut Belanda yang memiliki persenjataan dan peralatan termpur jauh lebih unggul. ALRI juga harus menghadapi separatisme dan pemberontakan di daerah yang mengancam keutuhan NKRI.
Beberapa pertempuran laut mematikan yang dihadapi para pejuang bahari pada masa perang kemerdekaan dihimpun dari dokumentasi TNI AL, yaitu:
1. Pertempuran Selat Bali 4 April 1946
ALRI membentuk armada perahu tradisional yang membawa pasukan ekspedisi lintas laut Jawa-Bali pimpinan Kapten Markadi. Armada tersebut dibentuk pada 4 April 1946 untuk membantu perjuangan rakyat Bali melawan Belanda.
Misi dari Armada tersebut mendaratkan pasukan gabungan pejuang Indonesia di Bali. Dalam perjalanan melintasi Selat Bali, pasukan terlibat kontak senjata dengan dua kapal patroli Belanda jenis Landing Craft Mechanized (LCM).
Dalam pertempuran sengit tersebut, pasukan Markadi berhasil merusak dua kapal patroli musuh. Kapal patroli tersebut meninggalkan pertempuran dengan kondisi terbakar lalu tenggelam.
Pasukan gabungan Indonesia berhasil mendarat di pantai Bali dan menyusun kesatuan TNI setingkat resimen yang dipimpin Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai.
2. Pertempuran Teluk Cirebon 5 Januari 1947
Pertempuran ini pecah berawal saat iring-iringan eskader ALRI melaksanakan latihan dengan pasukan Angkatan Darat di perairan Cirebon, 5 Januari 1947. Tiba-tiba Korvet Belanda Hr. Ms. Morotai melakukan provokasi.
Letnan Samadikun selaku komandan latihan merangkap Komandan RI Gadjah Mada kemudian memerintahkan semua unsur kembali ke pelabuhan Cirebon dan mengarahkan haluan kapalnya ke arah kapal Belanda tersebut.
Berbagai manuver berhasil mengusir korvet musuh meninggalkan perairan yurisdiksi Indonesia, namun satu kapal kombatan Belanda, yaitu Hr. Ms. Kortenaer muncul langsung mendekat posisi RI Gadjah Mada.
Komunikasi dan manuver dilakukan oleh Letnan Samadikun mencoba agar korvet Belanda mengkuti rekan mereka meninggalkan perairan Cirebon. Upaya ini diabaikan oleh lawan hingga pertempuran tidak seimbang pecah.
RI Gadjah Mada tenggelam dan Letnan Samadikun gugur dalam pertempuran laut tersebut.
Editor: Kurnia Illahi