7 Pertempuran Laut Mematikan, Nomor 4 Adu Tembakan Meriam Selama 6 Jam

3. Pertempuran Laut Sapudi 13 April 1947
Pertempuran mematikan ini berawal ALRI mengirim ekspedisi lintas laut ke Sulawesi menggunakan perahu layar, Dermawan pada 13 April 1947.
Ekspedisi dipimpin oleh Kapten Harjanto. Dalam perjalanannya, tepat di perairan Pulau Sapudi, ekspedisi lintas laut ALRI tersebut terlibat kontak senjata dengan kapal patroli Belanda RP 107.
Dalam pertempuran jarak dekat tersebut, dua ABK kapal patroli tewas dan sejumlah ABK lainnya terluka hingga kapal patroli itu meninggalkan pertempuran.
Pertempuran berlanjut, dengan datangnya serangan dari orvet Hr. Ms. Batjan yang memuntahkan tembakan mitraliur ke perahu ALRI. Dalam pertempuran ini, Kapten Harjanto beserta lima prajurit ALRI gugur.
4. Pertempuran Teluk Sibolga 9 Mei 1947
MT Sembilan, destroyer Belanda Hr. Ms. Banckert memasuki Teluk Sibolga, wilayah kedaulatan RI pada 9 Mei 1947. Pasukan Angkatan Laut Belanda tersebut beralasan sedang memburu kapal penyelundup.
Residen Tapanuli dan Komandan ALRI Pangkalan Sibolga berupaya mempuh langkah persuasif dengan mengingatkan kapal Belanda itu telah memasuki wilayah RI tanpa izin. Peringatan itu diabaikan oleh pasukan Belanda.
Keesokan harinya, pasukan Belanda mulai memprovokasi dengan melepaskan tembakan ke motor boat ALRI yang dipimpin Letnan Oswald Siahaan.
Provokasi ini langsung direspons ALRI Pangkalan Sibolga dibantu oleh pasukanpasukan republik dan kelaskaran dengan menyusun pertahanan pantai. Bahkan, upaya persuasif kembali dilakukan dengan mengingatkan kapal Belanda tersebut.
Pertempuran akhirnya pecah karena peringatan ini kembali diabaikan, yakni agar kapal Belanda meninggalkan Teluk Sibolga pada batas waktu pukul 10.00 WIB pada 12 Mei 1947.
Meriam-meriam dan senapan mesin pertahanan pantai ALRI membuka serangan. Beradu tembakan dengan meriam-meriam kapal perang Belanda selama enam jam yang menjadi babak utama dalam pertempuran Teluk Sibolga.
Pertempuran ini berakhir setelah Hr. Ms. Banckert meninggalkan Teluk Sibolga dan mengevakuasi awak kapalnya yang terluka menggunakan pesawat amfibi.
5. RI Hang Tuah Tenggelam 28 April 1958
Salah satu alutsista ALRI, yaitu korvet RI Hang Tuah terlibat pertempuran dengan pesawat pembom jenis B-26 Invader milik AU Permesta (AUREV) yang dipiloti asing bernama Allan Lawrence Pope pada 28 April 1958 di perairan Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pertempuran ini merupakan bagian dari ALRI dalam operasi gabungan bersama unsur-unsur angkatan bersenjata RI lainnya untuk menumpas tindakan pemberontakan Permesta di Sulawesi Utara.
Pada awal pemberontakan Permesta, kawasan udara Indonesia Timur didominasi AUREV. Pertempuran laut udara dalam operasi penumpasan Permesta merupakan pengalaman pertama kali bagi ALRI.
Saat itu, pesawat pembom B-26 Permesta menyerang Pelabuhan Balikpapan dengan membom kapal-kapal yang berada di pelabuhan tersebut.
Serangan udara itu menyasar korvet RI Hang Tuah yang berlayar ke luar dari pelabuhan. RI Hang Tuah langsung merespons serangan itu menggunakan senapan mesin ringan.
Korvet RI Hang Tuah saat itu tidak dilengkapi meriam penangkis serangan udara. Korvet RI Hang Tuah tidak dapat bermanuver untuk menghindari bom musuh karena posisinya berada di alur pelabuhan dengan kondisi mesin rusak.
Posisi yang terdesak menyebabkan dua bom Permesta menghantam bagian cerobong asap, sehingga RI Hang Tuah meledak hingga tenggelam.
Editor: Kurnia Illahi