Selanjutnya, jumlah imigran Rohingya menjadi 352 setelah beberapa orang kabur dari penampungan. Lalu Pemkot Lhokseumawe pun menyerahkan imigran tersebut kepada UNHCR.
Setelah serah terima kepada UNHCR pada 4 Desember 2020. Ada 249 pengungsi di BLK Lhokseumawe yang melarikan diri sehingga saat ini hanya tersisa 103 orang.
Suryono mengungkapkan, pengungsi Rohingya merupakan orang-orang yang meninggalkan negaranya menghindari penganiayaan. Mereka kalangan anak-anak, laki-laki dan perempuan.
"Pengungsi Rohingya ini etnis minoritas yang paling teraniaya di dunia. Banyak di antara mereka berupaya mencari masa depan lebih baik bagi dirinya dan keluarga mereka," kata Suryono.
Menurutnya, tim UNHCR terus berupaya meningkatkan kesadaran para imigram akan bahaya dan risiko dari aktivitas penyelundupan dan perdagangan manusia.
"Upaya ini untuk mencegah mereka kabur dari penampungan. Selain itu, kami juga memiliki tim penjaga yang menangani keamanan di lokasi tinggal para pengungsi," ujarnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait