get app
inews
Aa Text
Read Next : Apakah Indonesia Masih Bisa Lolos Piala Dunia usai Ditekuk Arab Saudi? Ini Syaratnya

Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Tanah Air

Senin, 25 September 2023 - 17:00:00 WIB
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Tanah Air
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, Lonceng Cakra Donya (Foto: Antara)

JAKARTA, iNews.id - Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang sekaligus menjadi bukti eksistensinya pada masa lampau. Kerajaan ini masuk daftar kerajaan Islam pertama di Tanah Air.

Bahkan, disebutkan Kerajaan Samudera Pasai menjadi salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia. Ini terletak di ujung barat laut Pulau Sumatera, Indonesia. 

Kerajaan ini didirikan sekitar abad ke-13 Masehi dan diperkirakan menjadi salah satu kerajaan Islam tertua di wilayah Nusantara.

Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu yang bergelar Sultan Malik Al Saleh. Samudra Pasai  berhasil menjadi pusat perdagangan dunia, karena letaknya yang sangat strategis berada di dekat Selat Malaka, atau lebih tepatnya di Kota Lhokseumawe, Aceh.

Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai ditunjukkan melalui aktivitas perdagangannya yang progresif dan dinamis. Selain itu, mereka juga  menggunakan koin emas untuk pembayaran dan menjadi pusat perkembangan  Islam di Sumatera. 

Setelah berkuasa selama tiga abad, Kerajaan Samudera Pasai runtuh pada abad ke-16. Salah satu penyebabnya adalah ketika Kerajaan Samudera Pasai di bawah pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin, Kerajaan Samudera Pasai direbut oleh Portugis dan ditaklukkan pada tahun 1521. 

Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai

Makam Sultan Malik Al Saleh

Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, Makam Sultan Malik Al-Saleh (Unimal)
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, Makam Sultan Malik Al-Saleh (Unimal)

Sultan Malik Al Saleh atau Marah Silu adalah pendiri dan raja pertama kerajaan Samudera Pasai. Makamnya bertuliskan angka 1297 M dan diyakini sebagai batu nisan tertua yang pernah ditemukan. 

Salah satu peninggalan Kerajaan Samudera Pasai adalah batu nisan di makam Sultan Malik Al-Saleh menjadi bukti  pengaruh Islam  Gujarat di Samudera Pasai. Bahasa yang dipakai yakni Arab, dengan kosakata khas agama Islam. 

Makam Sultanah Nahrasiyah

Sultanah Malikah Nahrasiyah kerap disapa Ratu Nahrasiyah menjadi Sultan perempuan pertama di kerajaa ini. Di bawah kekuasaannya, Kerajaan Samudera Pasai maju pesat hingga mampu mengendalikan ekonomi di Asia Tenggara. 

Koin emas menjadi mata uang selain dinar. Kepemiminan Ratu Nahrasiyah berlangsung selama 24 tahun. 

Dia pun wafat pada 128 Masehi. Makam sang ratu pun hingga saat ini masih utuh dan tidak mengalami kerusakan. Saat ini kompleks makam ini jadi tempat wisata sejarah dan religi di Aceh.

Lonceng Cakra Donya

Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, Lonceng Cakra Donya (Antara)
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, Lonceng Cakra Donya (Antara)

Benda ini merupakan peninggalan masa Kesultanan Samudera Pasai. Lonceng Cakra Donya bisa dijumpai di Museum Aceh. Disebutkan jika sebelumnya, lonceng ini sebagai bukti harmonisasi antara Kesultanan Pasai dengan Dinasti Ming. 

Samudera Pasai sendiri merupakan kerajaan Islam pertama di Aceh, yang mana terletak di Samudera Geudong, Aceh Utara. Pada abad ke-19, pusaka ini digantung di bawah pohon yang berada di depan Regional Belanda Kutaraja, kemudian sudah dipindahkan ke Museum Aceh dan menjadi salah satu koleksi sejak Desember 1951.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut